Harusnya kasus-kasus itu menjadi bagian penting dalam pendidikan karakter anak untuk hidup bersama di era digital ini. Pendidikan karakter bukan berarti menolak atau melarang sesuatu, melainkan mencerdaskan peserta didik agar mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk kemudian mengambil keputusan sendiri.
Janganlah kita merampas masa depan anak-anak didik kita hanya karena kita malas atau tidak mau mungkin juga tidak mampu untuk menyesuaikan pola pendidikan yang sesuai dengan eranya, seperti yang disampaikan John Dewey, tokoh pendidikan Amerika Serikat.
Memang gadget adalah suatu barang yang asing dan bisa jadi menakutkan untuk kita. Tetapi seperti nasihat tokoh-tokoh dunia mulai dari Napoleon, Confucius, Hellen Keller, Dale Carnegie, sampai Nelson Mandela, untuk mengatasi ketakutan, kita harus berhadapan langsung dengan yang menakutkan kita itu bukan dihindari.
Melarang penggunaan gadget tidak memberikan solusi dalam mempersiapkan diri mereka menghadapi masa depan. Hentikan menyalahkan gadget akan segala problema saat ini dan fokus kepada manusianya.
Gadget hanya alat yang tidak bisa dididik. Mari bersama kita bangun dan bimbing generasi emas bangsa ini sesuai dengan tantangan revolusi industri 4.0, SDM Unggul, Indonesia Maju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI