Mohon tunggu...
Sosbud Artikel Utama

'Singa' yang Sedang Tertidur atau 'Singa' yang Sedang Dikandangkan?

21 Mei 2015   13:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14321886021976186628

kutipan di atas sebagaimana yang dituliskan dalam artikel tersebut sudah menjadi perbincangan di kalangan kami mahasiswa Teknik Unhas Gowa. Apa salahnya membuat kegiatan skala nasioal yang sangat jarang diadakan di kampus tercinta ini. Meski pada akhirnya kegiatan ini dapat terlaksana, namun setelah melalui proses yang panjang.


"Angkatan 2012 - Beberapa stakeholder angkatan rentan terkena ancaman karena dianggap sebagai provokator yang mengajak teman-teman mahasiswa untuk berani ikut kegiatan kelembagaan."

Skorsing! Mungkin kata itu sudah seringkali terdengar bagi kami mahasiswa yang berkuliah di Gowa. Seolah segala bentuk pelanggaran yang terdapat di kampus, sanksinya adalah Skorsing!!! Entah sudah berapa banyak mahasiswa yang terkena sanksi tersebut terkait dengan lembaga kemahasiswaan. Yang terbaru, seperti yang disebutkan dalam artikel tersebut :


"Angkatan 2013 jurusan Elektro, diancam sanksi akademik oleh pihak Birokrat Kampus sebanyak 80an mahasiswa. Dan 12 diantaranya sudah disidang KOMDIS dan pemanggilan orang tua mahasiswa untuk pelarangan ikut Organisasi. Ironisnya, Ketua Himpunan Elektro bahkan tidak mengisi SIAKA hingga tidak bisa berkuliah semester ini (digantung sanksi skorsing)"

Komisi disiplin seolah telah menjadi momok dan sangat ditakuti oleh para mahasiswa, karena sanksi yang seringkali dijatuhkan pun tidak main-main. Skorsing! 1-2 semester. Kampus yang katanya ‘lembaga pendidikan’, justru mendidik mahasiswanya untuk patuh dan tunduk dengan segala aturan yang dibuat sekalipun itu di luar nalar para mahasiswa tentang tujuan dari aturan tersebut dibuat. Tidak ada ruang untuk sikap kritis terhadap aturan-aturan yang dikeluarkan. Membuat mahasiswa takut, ciut, tuduk dan diharuskan patuh! Karena jika tidak, panggilan ‘komdis’ senantiasa menanti.

Larangan berambut gonrong di dalam kampus seolah menjadi contoh real atas kegagalan kampus dalam menjelaskan tentang tujuan dari pelarangan tersebut. Namun, tidak ada pilihan bagi kami mahasiswa. Mahasiswa yang berambut gonrong, nama-namanya dicatat dan diberikan surat panggilan menghadiri sidang komdis. Tidak ada pilihan bagi kami selain mengikuti aturan tersebut. Karena, ketakutan akan ancaman skorsing telah menjadi trauma bagi kami mahasiswa yang sejak awal kepindahan kami di kampus gowa yang sangat ditekankan. Masih banyak aturan-aturan yang dibuat di luar nalar kami para mahasiswa.

Tidak selayaknya lembaga yang tugasnya ‘mendidik’, menghadirkan trauma yang mendalam bagi mahasiswanya. Apa jadinya, setelah menjadi alumni, yang selayaknya kampus menjadi tempat menumbuhkan sikap kritis, justru membuat alumninya takut mengkritisi aturan-aturan yang dibuat pemerintah, misalnya.

Mungkin realita yang disebutkan dalam artikel tersebut bahwa :


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun