Mohon tunggu...
Indra Wirawan
Indra Wirawan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa pencita-cita Pembebasan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Peran Strategis Jejaring Sosial dalam Jaringan Dakwah

14 Oktober 2013   07:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:34 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Jejaring sosial dengan multi-layanannya adalah sebuah potensi besar. John Naisbitt, dalam buku Megatrends terbitan 1982, menyatakan bahwa siapa yang menguasai media ia akan menguasai dunia. Kita tentu tahu, bagaimana awal revolusi Mesir yang 'hanya bermula' dari seorang tukang sayur membakar diri karena tidak tahan dengan kondisi ekonominya dan kemudian beritanya tersebar luas melalui twitter dan jejaring sosial lainnya, pada akhirnya menumbuhkan gerakan perlawanan melawan pemerintahan militer yang diktator. Dan bagaimana seorang Barack Hussein Obama yang memanfaatkan situs jejaring sosial Facebook sebagai media kampanye yang membuatnya memenangi pilpres 2007 di Amerika.

Analisis yang dikeluarkan Socialbakers di tahun 2013 bahwa Indonesia adalah pengguna facebook terbesar keempat di dunia. Tak kalah hebatnya negeri ini pun tercatat sebagai pengguna Twitter urutan kelima di dunia. Pengguna media sosial di Indonesia sudah berjumlah 50 juta account lebih,  atau sekitar 20 % dari total jumlah penduduk Indonesia. Oleh karena itu, perlu ada proses pengawalan terhadap media agar dapat bergerak ke arah kebaikan.

Jejaring Sosial : Corong Penyebaran Nilai Kebaikan

Dakwah sejatinya mengingatkan kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran. Menyebarkan virus kebaikan merupakan cara untuk mengawal era informasi sebagaimana ramalan Alvin Toffler dalam buku The Third Wave yang menggambarkan tiga gelombang peradaban yaitu gelombang pertama munculnya era pertanian, gelombang kedua munculnya era industri, dan gelombang ketiga munculnya era informasi.

Potensi besar ini harus dilirik dan diseriusi, hal ini disandarkan pada pentingnya menyebarkan nilai-nilai kebaikan (nasyrul fikroh) dimanapun itu, melalui apapun itu, dan oleh siapapun itu. Strategi yang dilakukan dalam kegiatan membangun jaringan dakwah adalah dengan memanfaatkan perkembangan global connection yang dibawa oleh jejaring sosial. Aspek keuntungan yang diperoleh dengan pemanfaatan global connection ini antara lain dapat mempererat jalinan persaudaraan antara satu dengan lainnya juga dapat memberikan informasi dalam waktu yang singkat, dapat berdiskusi mengenal perkembangan Islam. Cara penyampaian yang variatif telah membuat dakwah Islamiyah via internet bisa menjangkau segmen yang luas.

Kita memang manusia biasa yang tak lepas dari khilaf, salah dan dosa. Bukan berarti saat kita membagikan ilmu yang kita miliki pada orang lain itu tandanya kita lebih pintar. Bukan, itu salah besar ! Tapi posisi kita di sini adalah untuk saling mengingatkan sebagaimana Islam sebagai Rahmatal lil ‘Alamien (karunia bagi seluruh ummat manusia tanpa kecuali). Dengan aktivitas dakwah, keberlangsungan dan tegaknya Islam akan terjaga. Dakwah merupakan ucapan dan pekerjaan yang terbaik, karena dakwah adalah pekerjaan makhluk terbaik yakni para Nabi dan Rasul. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun