PERKEMBANGAN MULTIMEDIA MENJADI TITIK TERANG BAGI PENDIDIKAN DI INDONESIA
Oleh: Indra Komara
Teknologi informasi saat ini sangat berkembang di masyarakat. Perkembangan TIK pun terus mengalami peningkatan yang signifikan dengan kebutuhan manusia. Dengan adanya Teknologi informasi dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuh kan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja (Ekawati, 2012).
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa selain memajukan peradaban manusia, teknologi informasi juga bisa merusak moral. Bahkan dikatakan bahwa perkembangan teknologi informasi merupakan biang keladi perubahan moral generasi muda (Nadia, 2013). Bukan berarti kita harus apatis terhadap perkembangan teknologi informasi, akan tetapi kita harus lebih berhati-hati dan lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi informasi.
Salah satu cara untuk menyikapinya adalah dengan menggunakan teknologi informasi sebagai metode pembelajaran dengan menggunakan sistem multimedia. Metode ini dapat dikatakan sangat efektif mengingat di banyak daerah di Indonesia masih terdapat kekurangan guru, lingkungan belajar dan fasilitas yang diperoleh sehubungan dengan pembelajaran. Terutama di Indonesia bagian timur. Oleh karena itu, revolusi pendidikan yang berkeadilan sangat diperlukan untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan merupakan faktor kunci dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam hal ini. Maka dari itu perlu ditingkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan, termasuk kurikulum, materi, pendidik, metode pembelajaran. Dalam pendidikan terdapat proses belajar mengajar, yang pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari pendidik kepada peserta didik (Nasrudin, 2014). Proses penyampaian yang baik memberikan kesan yang baik kepada siswa terhadap pendidikan tersebut. Di sini generasi muda berkontribusi untuk pengembangan lebih lanjut dari apa yang mungkin masih merupakan sistem pendidikan lama di Indonesia.
 Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan di Indonesia saat ini masih belum merata. Apalagi di Indonesia bagian timur, yang masih memiliki permasalahan yang sangat kompleks. Bahkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua pada tahun 2021, persentase buta aksara di sana mencapai 21,9 persen. Situasi ini menempatkan Papua di urutan teratas daftar provinsi dengan angka buta huruf tertinggi di antara 15 tahun ke atas.
Permasalahan pendidikan di Papua sangat kompleks. Mulai dari pembatasan subsidi guru dan asuransi jiwa, belum lagi konflik akibat OPM yang berdampak serius terhadap keamanan dan kelancaran pendidikan. Sehingga pada akhirnya banyak guru yang tidak mau berada di tempat terpencil. Masih kurangnya guru untuk mengajar dan belajar di daerah pedesaan atau daerah. Padahal keberadaan Orang Asli Papua (OAP) kebanyakan terkonsentrasi pada kampung atau distrik di daerah pegunungan, yang sebagian besar daerah ini diklasifikasikan sebagai daerah pedesaan dan sangat tertinggal.
Minimnya saran dan prasarana sekolah juga berdampak pada proses belajar mengajar, terutama di daerah pelosok dan pedesaan. Dari mulai bangunan sekolah yang sudah tua, minimnya ruang kelas, peralatan sekolah yang tidak memadai, hingga tidak tersedianya fasilitas MCK. Keadaan yang sangat memprihatinkan ini sudah berlangsung lama. Sikap bimbang pemerintah telah menjadikan persoalan ini "lumut" dalam sistem pendidikan Indonesia. Jika pendidikan di Indonesia masih berat sebelah seperti saat ini, maka penduduk di Indonesia bagian timur akan semakin tertinggal. Hal tersebut jelas bertentangan dengan Pancasila yang justru mengatasnamakan keadilan seperti yang ada pada sila ke lima yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bukan cuman permasalahan pendidikan yang masih berat sebelah, pendidikan di Indonesia yang bisa dibilang masih "tidak  baik-baik saja" juga terletak pada sistem mengajar. Sistem mengajar ala robot masih sangat sering digunakan saat mengajar. Sadar atau tidak, guru kita sangat egois dan otoriter, tuntutan KKM yang cukup tinggi tidak jarang dilakukan oleh sekolah. Mereka lupa bahwa semua peserta didik tidak mempunyai kemampuan yang sama.
Harus diakui sistem pendidikan di Indonesia masih memperlakukan peserta didik sebagai robot. Kecakapan, kreativitas dan kemandirian seseorang akan berkembang optimal jika sekolah memperhatikan bakat, minat dan kecenderungan alamiahnya. Seorang siswa bukanlah robot yang memiliki kemampuan yang seragam, tetapi setiap peserta didik memiliki kemampuan dan bakat alamiah yang tidak sama sehingga sangat tidak adil jika kemudian disamaratakan. Ketika siswa terlalu difokuskan kepada hal-hal di luar kemampuannya maka itu menjadi sia-sia dan dia akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan potensi alamiahnya sehingga justru bakatnya akan mati.
Perilaku mengintimidasi seperti ini, tidak dilakukan mengingat pelajar juga seorang manusia, bukan sebuah mesin. Perlu diingat bahwa pendidikan diterapkan untuk memanusiakan manusia (humanisme). Jelas sekali hal tersebut tidak sesuai dengan kenyataan serta kita juga perlu mengamalkan sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab diperlukan adanya pendidikan. Jika seperti ini pendidikan justru akan mereduksi kepribadian para generasi muda.
Di sisi lain, perlu diketahui kemajuan dari teknologi informasi ibarat sebuah pedang bermata dua. Bisa bermanfaat juga bisa merugikan. Pasalnya teknologi informasi kerap kali disalahgunakan. Teknologi informasi bahkan disebut sebagai biang keladi kerusakan moral generasi muda sekarang. Seperti pornografi, pembajakan musik, pembajakan film, dan peretasan situs adalah beberapa contoh dari penyalahgunaan teknologi informasi.
Kabar baiknya, teknologi informasi juga bisa bermanfaat bagi Indonesia. Selain digunakan sumber informasi dan komunikasi, teknologi informasi juga bisa digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran yang cukup efektif yaitu pembelajaran berbasis multimedia.
Menurut Warsita (2008) mendefinisikan bahwa multimedia pembelajaran interaktif dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari berbagai media yang dikemas (diprogram) secara terpadu dan interaktif untuk menyampaikan pesan pembelajaran tertentu. Hubungan antara pesan dan media, media di sini bertindak sebagai pesan.
Multimedia pembelajaran merupakan salah satu bentuk teknologi yang dapat dijadikan alternatif pembelajaran. Penggunaan multimedia dapat merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Masuknya multimedia dalam pembelajaran dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar karena multimedia menggabungkan beberapa unsur media sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia lebih menarik.
Menurut seorang peneliti bernama Bobby DePorter dan Mike Hernacki, 10% informasi diserap dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar metode pembelajaran seperti multimedia ini sudah memenuhi syarat sebagai metode pembelajaran yang efektif. Pasalnya metode yang disebutkan Bobby telah mencakup hampir semua aspek.
Multimedia pembelajaran dapat dikembangkan atas dasar bahwa proses komunikasi dalam pembelajaran akan lebih bermakna, karena multimedia pembelajaran ini merupakan kombinasi berbagai unsur media yang terdiri dari teks, grafis, foto, animasi, video dan suara yang disajikan secara interaktif dalam media pembelajaran.
Para pakar pendidikan sering menganjurkan bahwa dalam melaksanakan proses pembelajaran sebaiknya pendidik menggunakan media yang lengkap, sesuai dengan keperluan dan menyentuh berbagai indra. Untuk memenuhi keperluan itu, maka penggunaan multimedia adalah salah satu alternatif pilihan yang baik untuk pengajaran dan pembelajaran yang berkesan.
Pembelajaran dengan menggunakan multimedia banyak memiliki keunggulan sebagai media pembelajaran menurut Newby, diantaranya sebagai berikut:
- Memberikan pembelajaran dengan penyimpanan informasi yang baik;
- Desain pembelajaran yang ditunjukan bagi siswa dengan karakteristik belajar yang berbeda;
- Menghadirkan pembelajaran yang realistis;
- Dapat meningkatkan motivasi peserta didik;
- Menuntut peserta didik agar lebih interaktif;
- Kegiatan pembelajaran lebih bersifat individual;
- Memiliki konsistensi materi yang diberikan; dan
- Siswa mempunyai pengendalian terhadap kecepatan belajar setiap individu.
Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu k memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual di mana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa (pola bermedia).
Beberapa bentuk penggunaan komputer sebagai multimedia yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:
- Penggunaan multimedia presentasi
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi sifatnya teoretis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak di atas 50 orang. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa.
- Model Games Instruction
Dalam konteks pembelajaran sering disebut dengan Instructional Games (Eleanor.L Criswell). Pada umumnya tipe penyajian yang banyak digunakan adalah tutorial". Penggunaan tutorial melalui CD interaktif lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan software kepada siswa dibandingkan dengan mengajarkan hardware.
- Video pembelajaran
Video termasuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Video ini bersifat interaktif-tutorial  membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai yang diajarkan dalam video.
Proses belajar mengajar menggunakan multimedia sangat efektif jika diterapkan di sekolahan. Seorang pendidik dapat memandu murid dengan lewat sebuah video berisikan animasi dan gambar-gambar menarik . Yang perlu disediakan hanyalah peralatan penunjang kegiatan belajar mengajar, seperti komputer, proyektor, sound, dan lain sebagainya.
Indonesia harus mempunyai seorang pengajar terbaik yang berkompeten dibidangnya. Ia harus menjelaskan materi secara singkat padat dan jelas, sehingga mudah dipahami oleh murid. Dan akan sangat baik jika pemateri berasal dari kalangan yang masih mudah. Karena generasi muda adalah kalangan yang penuh dengan mimpi. Soekarno pernah berkata bahwa "beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.
Masalah utamanya adalah pemerintah saat ini masih belum sadar dan masih belum melirik sistem mengajar menggunakan multimedia ini. Padahal sistem pembelajaran multimedia memiliki prospek yang cukup tinggi dalam memajukan pendidikan Indonesia. Jika pemerintah menerapkan sistem belajar seperti ini, mungkin pendidikan di Indonesia akan lebih maju.
Penulis berharap dengan adanya essay ini, pemerintah bisa melakukan revolusi pendidikan guna meningkatkan sumber daya manusia yang ada di Indonesia, dan dapat disimpulkan bahwa;
- Upaya peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas terutama di Indonesia bagian timur merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pancasila ke lima;
- Perlunya revolusi pendidikan di Indonesia;
- Pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia mempunyai arti penting terutama dalam upaya usaha peningkatan kualitas pendidikan dan peningkatan efektivitas pendidikan;
- Pembelajaran melalui multimedia dinilai menjadi cara yang sangat efektif untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini.
Daftar Pustaka
Ariani, R. & F., 2019. Analisis Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pendidikan dalam Pengembangan. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 5(2), pp. 155-162.
Jalaludin, M., 2019. medium.com. [Online]
Available at: https://medium.com/multimedia-tech/perkembangan-teknologi-multimedia-496fdd7db3b0
[Accessed 7 December 2022].
Mustain, Y., 2022. gurusiani.id. [Online]
Available at: https://www.gurusiana.id/read/yarohmustain/article/siswa-itu-bukan-robot-5290736
[Accessed 7 December 2022].
Nurhakim, A., 2022. academia.edu. [Online]
Available at: https://www.academia.edu/35050850/ESSAY_Pemanfaatan_Teknologi_Informasi_Sebagai_Metode_Pembelajaran_Berbasis_Multimedia
[Accessed 7 December 2022].
Panjaitan, D. S., 2020. Pengembangan Media Pembelajaran Statistika Berbasis Multimedia. JUKI: Jurnal Komputer dan Informatika, 2(1), pp. 11-15.
Riyanti, T., 2022. Radar Sorong. [Online]
Available at: https://www.radarsorong.id/masalah-pendidikan-di-papua-imbas-negara-abai/
[Accessed 7 December 2022].
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H