Seandainya kedelai dijadikan tanaman utama disamping padi dan jagung, maka bisa dipastikan akan dapat memenuhi kebutuhan kedelai nasional yang mencapai 3,36 juta ton.
Konklusi
Indonesia adalah negara kaya, dengan kekayaan sumber daya alamnya seharusnya bisa menjadi negara yang mandiri. Penulis sangat mendukung program pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk mewujudkan Swasembada Kedelai pada tahun ini. Nawacita ini bukan semata angan-angan saja. Lihatlah! Bagaimana luasnya lahan sub-optimal kita untuk mendukung peningkatan produksi kedelai.
25 juta hektar potensial untuk produksi tanaman pangan yang mampu mencukupi 260 juta penduduk ini. Di NTB Sendiri, 1,8 juta hektar dengan 300.000 hektar siap dikelola untuk peningkatan tanaman pangan.
Untuk meningkatkan produksi kedelai dan sebagai upaya mengurangi ketergantungan kedelai dari negara lain, maka pemerintah harus melakukan ekstensifikasi lahan, dimana lahan kering memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan. Berbagai langkah untuk meningkatkan produksi kedelai adalah:
1. Peningkatan luas panen melalui ekstensifikasi lahan kering
2. Pengelolaan kemasaman tanah melalui aplikasi pengapuran dan Biochar
3. Menjadikan kedelai sebagai komoditas tanaman pangan budidaya strategis, disamping padi dan jagung.
Apabila pemerintah dan stakeholder lainnya berambisi meningkatkan produksi kedelai yang saat ini hanya mencapai kurang dari 1 juta ton melalui peningkatan luas lahan pengusahaan kedelai, perbaikan kondisi tanah dan menjadikan kedelai sebagai komoditas utama budidaya tanaman pangan.
Maka Insya Allah, besar harapan pada tahun-tahun yang akan datang, kita tidak akan lagi impor kedelai dari negara lain bahkan berpotensi menjadi negara pengekspor kedelai terbesar menyaingi India, Cina, Brazil dan Amerika Serikat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H