Peternakan sapi rakyat yang pada umumnya memiliki 1 - 3 ekor sapi per peternak merupakan skala yang masih sangat banyak di Indonesia. Kebanyakan dari mereka hanya menjadikan beternak sapi itu merupakan usaha sambilan saja. Kurang menggiurkannya berbisnis Sapi di kalangan masyarakat mungkin sudah tidak menjadi sebuah rahasia lagi di Indonesia. Masih banyak masyarakat yang memelihara sapi hanya dijadikan sebagai "tabungan" saja. Hal tersebut dikarenakan hasil yang di peroleh peternak kurang mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka.
Lalu apa penyebabnya?
- Peternak belum memahami bagaimana manajemen pemeliharaan sapi yang baik. Banyak aspek yang perlu diperhatikan dalam berbisnis sapi mulai dari pemilihan bibit/bakalan, perkandangan, manajemen pakan, dan pasar. Untuk itu, sudah sewajibnya kita saling sharing dengan mereka untuk mengembangkan usaha peternak rakyat.
- Pasar yang belum jelas. Sudah bukan menjadi rahasia publik lagi jika pasar untuk peternak rakyat belum jelas. Mereka saat menjual sapi mereka hanya berdasarkan tafsiran bobot saja yang mungkin itu bisa saja merugikan peternak rakyat karena pasti ada permainan harga dari "blantik" atau "jagal" yang pasti juga cari untung dari penjualan sapi peternak rakyat. Dan hal tersebut membuat pendapatan dari peternak rakyat tidak maksimal.
Solusinya mungkin sebaiknya pemerintah mengadakan RPH untuk di setiap daerah dengan perhitungan harga yang jelas tanpa ada tangan kedua bahkan ketiga dalam proses pembelian sapi dari peternak rakyat. Dengan begitu pendapatan peternak rakyat akan maksimal dan memunculkan motivasi kepada peternak untuk memelihara sapi dengan baik guna mengoptimalkan produktivitas sapi sehingga dapat mempersingkat masa memelihara sapi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H