Ibuku telah bahagia. Dan aku harus tetap membiarkannya bahagia. Tak boleh ada lagi air matanya yang tumpah. Mungkin ini jalan terbaik untuk berbakti padanya. Kehidupan tak harus penuh drama.
Kusimpan kenangan bersamanya. Dan menanti waktu yang tepat untuk mengungkapkan semuanya. Tidak saat ini. Masih ada lain hari. "Baik-baik, Ibu."
**
Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.
Indra Rahadian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!