Hujan sudah turun sejak kau tiba. Di bangku taman, tempat biasa kita berjumpa. Sendiri. Belum menyerah dicabik pilu dihujam sendu. Menyulam airmata. Menitikkan pedih perih.
Entah, bisakah kau hapuskan aku dibatas ingatan. Gumpalan awan muram ditelan hujan. Hingga tersisa cahaya mentari. Di pagi cerah seperti yang kau harapkan. Bukan mendung yang tak berkesudahan.
Bukankah kau selalu menemukan aku di dalam secangkir kopi. Di setiap do'a yang kau lantunkan di awal hari. Di langit malam di balik rembulan. Dan di hatimu yang terikat simpul mati, Kekasih.
"Pulanglah."
Biarkan derai tangis dicumbui hujan. Meluruhkan kenangan. Hitam dan putih. Pahit dan manis. Luruh ke bumi.
Indra Rahadian
Batam, 09 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H