Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

David Sang Juara

23 April 2021   22:27 Diperbarui: 23 April 2021   23:15 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi David Sang Juara (Foto: Pixabay)

Abdul melangkah pergi meninggalkan David yang terpaku menatap Maria. Maria menatap tajam ke arah David. Ia tahu, kekasih hati tengah menghadapi masalah yang pelik. Tak biasanya ia pulang kampung tanpa memberi kabar. 

"Untung Mama'e dan Abdul kasih bilang. Ose pulang par apa? kapan Ose pi angka ka Jakarta?" tanya Maria. 

"Beta tra akan kembali lagi ke Jakarta, Nona manis jangan resah. Beta pung tabungan cukup par katong tatap masa depan," jawab David. 

"Kastinggal samua prestasi Ose di Jakarta?" tanya Maria. 

David terdiam mendengar pertanyaan Maria. Ia tak dapat memilih kata-kata yang tepat untuk pertanyaan semacam itu. Tinju bukan hanya pekerjaan baginya. Lebih dari itu, ada cinta dan kebanggaan dalam olahraga keras itu. Gantung sarung tinju, dilema yang menghantui relung hati David. 

Malam setelah mengantar Maria pulang ke rumahnya. David berbicara serius dengan Ibunda. Pembicaraan mereka penuh air mata. Keputusan sesulit apapun akan ringan dengan dukungan Ibu. David selalu ingat pada pesan terakhir ayahanda saat masih hidup. Untuk menjaga ibu dan adik-adiknya. 

"Mama pung ana su bijak, su dapat ambil keputusan sendiri. Atur Bae-bae ana pung urusan."

Kata-kata Ibu menjadi penyemangat David untuk mengambil langkah dalam hidupnya. Ia tak ingin lagi mengkhianati kata hati. Tak ingin mencederai kecintaan pada olahraga yang membuatnya lepas dari jerat hidup susah. 

Malam itu juga, David menghubungi Markus. Tekadnya bulat, untuk tidak kembali lagi ke Jakarta. Ambon saat ini sudah menjanjikan untuk hidup layak. Tenaga dan pengalaman di ibukota akan dia curahkan untuk membangun tanah kelahirannya. 

"Coach, ambil samua uang dari bandar judi itu! Beta tra sudi mencederai olahraga," ucap David. 

"Apa kau bilang? aku tak mengerti! ada apa David?" tanya Markus. 

"Beta tahu, ada obat dalam air minum yang bikin beta pening saat bertanding. Beta juga tahu, siapa kasih bocor kelemahan Beta pada lawan," jawab David.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun