Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pada Suatu Masa

23 Maret 2021   22:47 Diperbarui: 23 Maret 2021   23:23 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pada Suatu Masa/Foto: BrianSarubbi97 via Pixabay.

BUMI, pada suatu masa. Ketika semua dongeng mulai dilupakan, dan buku-buku hilang dari peradaban. Era literasi musnah, dan tergantikan instruksi-instruksi digital. 

Geri, suatu malam terbangun dari mimpi. Degup jantung berdetak kencang, nafas tersengal-sengal, dan raut wajahnya terlihat khawatir. Indikator kesehatan di lengan kiri tak berhenti berbunyi. Lima menit lagi, petugas dari balai kesehatan akan datang menjemput.

Mimpi, di masa itu adalah gejala penyakit mental.

Tak sampai satu jam, dia sudah terbaring di balai kesehatan. Injeksi obat penenang, membuatnya tertidur pulas. Dan esok hari, dokter melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan, mimpi yang dialami Geri tidak akan muncul di kemudian hari.

"Ok, Pasien Geri. Tak perlu khawatir. Kondisimu normal, obat sudah disiapkan. Dan hari ini, anda sudah  boleh pulang.

Geri membawa sekantung vitamin, obat tidur dan anti depresan. Dia diantarkan pulang oleh petugas kesehatan. Mereka berkata, bahwa ia sudah sembuh dan tidak akan mengalami penyakit mimpi di kemudian hari.

Mimpi pertama dan terakhir. Ia berharap tidak terulang. Jam kerja akan diaktifkan, dan ia harus menjalani kehidupan normal seperti sedia kala. Geri, tidak mau hidup di bangsal kesehatan mental.

Tidur 12 jam dan bekerja 12 jam. Semua aktivitas itu dilakukan dari dalam rumah, karena tak ada yang bisa dilakukan diluar sana. Virus, radiasi matahari, udara tidak sehat dan air tercemar, dan hanya tersisa sedikit saja populasi manusia. 

Kehidupan sosial dipercayakan pada sistem komputer, termasuk persoalan reproduksi dan pekerjaan. Server utama terletak di pusat kota, dan mengatur seluruh jaringan secara mandiri.

Hari itu, Geri bekerja sangat antusias. Waktu yang hilang akibat kunjungan darurat ke balai kesehatan, ia tebus dengan menuntaskan laporan-laporan perusahaan.

"Selamat datang Geri, selamat bekerja."

Geri bekerja sebagai junior programmer perangkat lunak untuk industri makanan. Saat ini, Geri tengah terlibat proyek yang merancang sistem makanan daur ulang.

Keadaan bumi tidak memungkinkan untuk menumbuhkan tanaman atau beternak hewan. Kondisi itu, memaksa ilmuwan merancang makanan dengan bahan-bahan sintetis.

Namun, kebiasaan manusia menyisakan makanan menjadi bahan evaluasi. Pilihan yang ada, hanyalah mengganti makanan dengan kapsul atau melakukan daur ulang.

Proyek tersebut, membuat Geri memiliki akses untuk melihat bahan makanan yang belum direkayasa. Tumbuhan hijau, daging dan telur. Hal yang lazim ditemui Geri dalam bentuk kemasan, rekayasa dari bahan sintesis. 

Hingga, sebuah file zip lawas berisi data berformat aneh, membuat ia penasaran. Format MP4 tak bisa di ekstrak ke dalam sistem. Namun, ia berhasil mengcopy data tersebut dan memindahkan ke dalam berkas kerja.

Hari berganti, dan Geri masih saja bermimpi aneh. Meskipun tak sampai membuatnya terbangun. Namun, ia cukup terganggu. Ia melepaskan alat indikator kesehatan, supaya tidak terdeteksi balai kesehatan. Geri, benar-benar takut jika di vonis mengidap kelainan mental.

Suatu hari, saat merapikan kamar tidur. Geri menemukan peti logam berukuran kecil. Satu-satunya peninggalan sang ayah yang diturunkan dari leluhur. Namun, ia belum pernah membuka peti dan melihat isi didalamnya. Ia tak yakin, isi peti akan berguna di masa kini.

Benar saja, saat dibuka hanya ada foto-foto lawas cetak, tiga buah hardisk dan sebuah tablet. Geri hanya tersenyum, mengingat kembali sosok sang ayah yang sudah tiada.

Ia kemudian mengambil tablet tersebut dan membersihkan layarnya. Ia terkekeh, zaman sekarang tidak ada lagi yang memakai benda ini. Layar sentuh telah berganti teknologi hologram resolusi tinggi. Tak ada lagi pijit sana sini, cukup dengan perintah suara, tatapan mata atau gerakan tangan.

Menjelang tidur, Geri mengambil tablet dan berpikir untuk mengaktifkan. Setelah beberapa saat, akhirnya ia tahu caranya. Ia menekan tombol di sisi kanan cukup lama.

Kuno, itulah yang terbersit dalam pikiran Geri. Kala tablet itu ia aktifkan. Layar kaca bersinar dan mengeluarkan bunyi. Heran sekaligus penasaran.

Geri berkata dalam hati, "apa fungsi alat ini?"

Alat tersebut hanya berisi folder usang, data di dalamnya sudah rusak tak terbaca. Format JPEG, PNG dan tunggu, ada MP3 dan MP4!

Geri ingat, ia punya satu data dengan format aneh tersebut. Tak menunggu lama, Geri segera memindahkan file tersebut ke dalam tablet. 

Ia memindahkan data melalui jaringan wireless, mengkonversi dengan bluetooth pada tablet kuno tersebut.

Ilustrasi Pada Suatu Masa/ Dokpri
Ilustrasi Pada Suatu Masa/ Dokpri

Berhasil!

Visual apa ini? inikah masa lalu atau masa depan. Mengapa begitu memukau.

Sebuah video, menayangkan keindahan alam. Gunung hijau berkabut, aliran sungai mengalir jernih dari lembah-lembah. Hutan sejauh mata memandang. Dan rembulan di malam hari yang seakan tertusuk cabang pohon.

Tayangan berpindah pada rekaman aktivitas keluarga bermain di taman, ada sosok ayah, ibu dan anak kecil belajar bersepeda. Petani mengayunkan cangkul di sawah, nelayan pergi melaut ke arah matahari tenggelam.

Geri teringat akan mimpinya. Melihat pohon besar ditebang di atas bukit tandus yang terbakar. Air matanya tumpah, betapa keindahan dan karunia Tuhan telah direnggut dari generasi sekarang. Oleh leluhur mereka yang hanya meninggalkan logika, transaksi dan dogma.

Tangan Geri gemetar, ia tak mampu lagi melihat gambaran dari masa lalu. Iapun sadar, tindakan yang ia tengah perbuat adalah tindakan berbahaya. Buru-buru ia mematikan tablet di tangan dan meletakan kembali pada peti logam.

Jauh di pusat kota, terdengar sebuah intruksi oleh perangkat sistem komputer. Menyalakan tanda bahaya dan membuat pasukan keamanan bersiaga.

"Geri, 24 tahun. Programmer. Distrik 13. Sektor 5. Pelanggaran: akses piranti ilegal, melanggar jam malam dan kepemilikan barang ilegal. Eksekusi!"

Pasukan berseragam bersenjata lengkap. Dikomando oleh sistem komputer. Kini, sudah berada di depan pintu rumah Geri. Bersiap mendobrak dan masuk ke dalam.

***

Indra Rahadian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun