Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pada Suatu Masa

23 Maret 2021   22:47 Diperbarui: 23 Maret 2021   23:23 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pada Suatu Masa/Foto: BrianSarubbi97 via Pixabay.

Keadaan bumi tidak memungkinkan untuk menumbuhkan tanaman atau beternak hewan. Kondisi itu, memaksa ilmuwan merancang makanan dengan bahan-bahan sintetis.

Namun, kebiasaan manusia menyisakan makanan menjadi bahan evaluasi. Pilihan yang ada, hanyalah mengganti makanan dengan kapsul atau melakukan daur ulang.

Proyek tersebut, membuat Geri memiliki akses untuk melihat bahan makanan yang belum direkayasa. Tumbuhan hijau, daging dan telur. Hal yang lazim ditemui Geri dalam bentuk kemasan, rekayasa dari bahan sintesis. 

Hingga, sebuah file zip lawas berisi data berformat aneh, membuat ia penasaran. Format MP4 tak bisa di ekstrak ke dalam sistem. Namun, ia berhasil mengcopy data tersebut dan memindahkan ke dalam berkas kerja.

Hari berganti, dan Geri masih saja bermimpi aneh. Meskipun tak sampai membuatnya terbangun. Namun, ia cukup terganggu. Ia melepaskan alat indikator kesehatan, supaya tidak terdeteksi balai kesehatan. Geri, benar-benar takut jika di vonis mengidap kelainan mental.

Suatu hari, saat merapikan kamar tidur. Geri menemukan peti logam berukuran kecil. Satu-satunya peninggalan sang ayah yang diturunkan dari leluhur. Namun, ia belum pernah membuka peti dan melihat isi didalamnya. Ia tak yakin, isi peti akan berguna di masa kini.

Benar saja, saat dibuka hanya ada foto-foto lawas cetak, tiga buah hardisk dan sebuah tablet. Geri hanya tersenyum, mengingat kembali sosok sang ayah yang sudah tiada.

Ia kemudian mengambil tablet tersebut dan membersihkan layarnya. Ia terkekeh, zaman sekarang tidak ada lagi yang memakai benda ini. Layar sentuh telah berganti teknologi hologram resolusi tinggi. Tak ada lagi pijit sana sini, cukup dengan perintah suara, tatapan mata atau gerakan tangan.

Menjelang tidur, Geri mengambil tablet dan berpikir untuk mengaktifkan. Setelah beberapa saat, akhirnya ia tahu caranya. Ia menekan tombol di sisi kanan cukup lama.

Kuno, itulah yang terbersit dalam pikiran Geri. Kala tablet itu ia aktifkan. Layar kaca bersinar dan mengeluarkan bunyi. Heran sekaligus penasaran.

Geri berkata dalam hati, "apa fungsi alat ini?"

Alat tersebut hanya berisi folder usang, data di dalamnya sudah rusak tak terbaca. Format JPEG, PNG dan tunggu, ada MP3 dan MP4!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun