Sebelum dia semakin bawel akupun berkata, "Tina, kita harus segera menikah!"
"Aku, tak mau merasakan patah hati, putus asa, kehilangan, dan hal-hal riweuh lain karena cinta," ucapku.
Tina terlihat tersipu malu dan menjawab, "sok atuh, bilang ke ayah."
Namun, saat menyadari keadaanku, ia kaget dan kembali bertanya, "astagfirullah, itu kenapa tangan luka-luka, Aa?"
Aku tak akan bercerita, tentang apa yang kulihat di jembatan dan tak akan menjawab terbuka, penyebab memar di tubuhku.
"Biasa anak laki, cuma jatuh dari motor. Tapi jatuh cinta padamu, jangan sampai terluka dong," jawabku.
**
Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.
Indra Rahadian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H