Chandra mengarahkan telunjuk ke bawah. Menembus awan pada rimbunan bunga edelweis. Hingga, matahari semakin tinggi. Mereka bergerak ke Mandalawangi.
"Aku ingin punya kenangan seperti Soe Hok Gie," gumam Helena.
Desir angin berhembus mesra, menerpa wajah cantik Helena. Keindahan alam sekitar, membius Helena pada lamunan.Â
"Bersamaku kau punya masa depan," ucap Chandra.Â
"Apa?" tanya Helena.
Helena tersentak mendengar ucapan Chandra, ia mendengar jelas. Entah, Helena berharap untuk mendengar lebih jelas atau berharap sesuatu yang lain dari Chandra.
"Bukan apa-apa, ayo kita ke sana," ajak Chandra.Â
Namun, sepertinya Chandra menghindar untuk berbicara lebih jauh. Terlebih mengulang ucapan. Ia mengarahkan pandangan, sambil menarik tangan Helena pada rimbunan edelweis di depan mereka. Hal itu membuat Helena salah tingkah. Sentuhan Chandra adalah yang pertamakali dirasakan, sejak kehilangan Raka tiga tahun lalu. Perasaan-perasaan aneh berkecamuk dalam hati Helena.Â
Mereka mengambil beberapa foto di lembah Mandalawangi. Kebahagiaan, menyelimuti hati mereka. Menikmati keindahan bunga edelweis dan udara pegunungan.Â
"Helena, jangan di petik ya. Dilihat saja," ujar Chandra.Â
Chandra membenamkan kedua tangan pada saku jaket. Memandang sekaligus dua keindahan di depan matanya. Mandalawangi dan Helena.Â
"Chandra, benarkah memetik edelweis berakibat hukuman penjara atau denda?" tanya Helena.