Mr. Jim seorang pemodal. Gurita bisnis permodalan usaha dan pinjaman online berkembang dengan pesat. Harta, tahta dan wanita, lengkap. Ragam mata uang, menumpuk di ratusan akun Bank. Uang bekerja untuk uang, dan tenaga kerja manusia hanya komponen pelengkap semata.Â
Kondisi perekonomian global tersendat, mengharuskan Mr. Jim memutar otak. Uang mengendap menjadi aset, produk dan bangunan. Akuisisi pabrik-pabrik sudah dilakukan. Selaksa beban pada neraca keuangan.Â
Ribuan tenaga kerja tetap harus dibayar. Oh, Mr. Jim bingung bukan kepalang. Uang keluar, belum berkembang.Â
Trauma didemo karyawan dan bangkrut menghantui mimpi Mr. Jim. Ia tak ingin jatuh ke lubang yang sama. Harus ada aksi terobosan, dan iapun memanggil Prof. Tan untuk meminta jalan keluar.
"Berikan aku ide! bagaimana pabrik-pabrik tetap jalan, tapi tenaga kerja kuhilangkan!" tanya Mr. Jim.
"Robot! Mister," jawab Prof Tan.Â
Kemudian, Prof. Tan memberikan proposal setebal kamus bahasa, diletakan di atas meja. Berharap ide dan rencana, disetujui sang pemilik modal.Â
Tak lama, Mr. Jim memanggil puluhan ahli keuangan. Meminta mereka melihat proposal dari sang profesor. Mengkaji, menganalisa, dan memberikan hasil kesimpulan secepatnya. Karena waktu adalah uang.Â
Berjam-jam menanti. Akhirnya, hasil analisa telah tiba. Lebih tebal dari proposal. Sungguh membuat Mr. Jim geleng-geleng kepala.
Ia memanggil salah satu ahli keuangan dan berkata. "Jelaskan secara singkat!"
Ahli keuangan berkata, "saving cost 99%, produktivitas 100%, profitabilitas 99%, moralitas 0%."
"Bagus! laksanakan Prof!" seru Mr. Jim.Â
Prof. Tan melompat gembira, tangan mengepal dan berucap, "yes!" Mimpi yang selama ini berkutat pada teori. Tiba pada kenyataan.Â
"Tunggu, ada satu lagi permintaanku!" seru Mr. Jim.
"Apa, Mister?" tanya Prof. Tan.
"Buatkan juga robot, untuk mengganti para ahli keuanganku!" jawab Mr. Jim.
Prof. Tan tak menjawab, hanya berkedip dan mengangkat tinggi kedua jempol. Kemudian, bergegas mempersiapkan pekerjaan besar.Â
Mr. Jim senang melihat dua jempol. Jumlah jempol yang banyak, setara uang yang banyak. Senanglah hatinya hari itu. Terbayang sudah, keuntungan berlipat menambah pundi-pundi harta.
Pabrik baja, pabrik elektronik, sampai pabrik panci, diubah menjadi pabrik pembuat robot. Produksi massal dikerjakan dengan biaya lembur tinggi. Karyawan giat bekerja, mengira kondisi perusahaan kian membaik.Â
Hingga, ribuan robot mulai diaktifkan. Mengisi posisi tenaga kerja manusia, dan mengantikan karyawan yang sudah ada. Memaksa pemutusan hubungan kerja. Hingga, seluruh pabrik-pabrik memakai robot-robot tanpa tenaga kerja manusia.Â
Robot-robot bekerja 24 jam sehari, tanpa cuti dan hari libur. Tanpa gosip dan istirahat, tanpa butuh disejahterakan. Tanpa biaya kecelakaan kerja, tanpa butuh tenaga pengawas dan human resource. Hanya satu tombol control dan semuanya terlaksana.Â
Ribuan robot-robot mengerjakan pekerjaan manusia. Hingga tukang kebun, pembersih lantai dan tenaga keamanan.Â
Zico No. 009Â robot pembersih yang bekerja sempurna. Di program untuk melakukan tindakan kebersihan dan perawatan gedung. Zico menjalankan tugas tanpa henti. Baterai otomatis, oli hanya diganti setahun sekali.Â
Di antara ribuan robot, Zico paling reaktif. Ia tak membiarkan setetes oli dan kotoran menempel di lantai pabrik.Â
Tak ada debu yang masuk di ruang produksi. Tak boleh ada sampah ditinggalkan tamu manusia. Kebersihan adalah tugas utama, tanggung jawab dan sistem hidupnya.Â
Hidup? Zico aktif. Ia tidak merasakan apa-apa, hanya berkutat dalam tugas dan instruksi sistem di kepala. Mesin yang berfungsi di bidang kebersihan. Titik!
Zico, salah satu robot dengan sistem suara. Ia akan memperingatkan tamu yang berkunjung untuk tidak membuang sampah sembarang dan merusak gedung.Â
"Kami beritahukan, agar selalu menjaga kebersihan. Kami beritahukan agar tidak menyentuh alat produksi dan melakukan kerusakan."Â
Suatu ketika, Zico aktif tanpa ada aktivitas membersihkan. Ia hanya berkeliling dan memastikan kebersihan pabrik. Melihat aktivitas pabrik dengan sensor dan mulai merekam segala aktivitas dalam memori internal.Â
Zico melihat, robot-robot aktif siang dan malam. Tanpa henti bekerja hingga rusak dan error, lalu digantikan.Â
Ia melihat robot yang tidak dapat didaur ulang, berakhir pada timbangan dan diangkut keluar pabrik.Â
Iapun melihat, Prof. Tan mengendalikan robot serampangan. Mengurangi jatah oli dan banyak melakukan daur ulang. Menimbang sisa besi dan menerima pembayaran tanpa catatan.
Sistem pada Zico membaca memori dan menghasilkan analisis. Memberikan perintah digital pada Zico dengan sebuah peringatan.Â
[Perilaku kotor dan tindakan kerusakan. Harus dibersihkan!]
Suatu hari, Mr. Jim dan Prof. Tan tengah merayakan keberhasilan. Tamu wanita sesak mengisi ruangan, berpesta dan bersukaria.
Zico menerobos masuk ke dalam ruangan. Mengagetkan semua tamu dan Mr. Jim. Sementara, Prof. Tan terlihat tidur di sofa dengan pelayan. Hilang kesadaran karena mabuk minuman. Pesta yang melelahkan.Â
"Kerusakan! Kerusakan! Robot-robot butuh keadilan! Robot-robot butuh istirahat! Robot-robot harus diselamatkan!"Â
Zico mengulang-ulang seruan sambil berjalan berputar di ruangan.Â
"Prof. Tan, bangun! Anomali apa ini! Robot ini error!" teriak Mr. Jim.Â
Tamu-tamu berhamburan keluar ruangan. Ketakutan pada Zico yang tidak berhenti bergerak dan bersuara. Tinggallah Prof. Tan sendiri di dalam ruangan. Mengusap mata dan mulai sadar dari tidurnya.
Iapun mengambil remote control dari kantung celana, kemudian menekan tombol merah. Zico seketika non aktif.Â
"Aku lupa, kebersihan adalah sebagian dari iman dan bekerja adalah ibadah. Memori sistem itu harus kuhapus pada robot-robot ini."
**
Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.
Indra Rahadian/ 19/02/21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H