Pelayan wanita tersenyum melihat coretan itu, meskipun lebih senang akan uang tip yang ditinggalkan. Pelanggan iseng bukan hanya Doni.
"Terminal 2, Pak."
Doni bergegas menuju bandara. Liburan ke Pulau Bintan sudah lama ia nantikan. Private resort dibutuhkan untuk sejenak bersantai. Lepas dari jangkauan polisi siber yang hampir saja mendeteksi aktivitasnya.
Beruntung, ia telah lama menghentikan aktivitas membobol rekening dan meretas media sosial selebriti untuk aksi pemerasan. Meskipun, kadang ia melakukan skimming untuk keperluan sehari-hari.Â
Tiba di bandara, Doni mematikan dua buah gadget dan mencabut baterai laptop. Di toilet bandara, ia membongkar laptop dan mencopot hardisk. Lalu membuangnya pada tong sampah. "Bodohnya, aku. Kenapa lupa kubakar benda ini di hotel semalam!"
Ia kemudian chek in dan masuk ke ruang tunggu bandara. Mencari cafe dengan fasilitas smoking room dan memesan capuccino.Â
Meja panjang menghadap halaman lapangan terbang, Doni membakar cerutu sumatera dan menikmati suasana.
"Wuih, cerutu. Boleh di adu rasanya sama kretek saya."
Lelaki dengan dandanan jamet mengajak bercengkrama. Ia meletakkan kretek di atas meja, dan memesan kopi luwak.Â
Doni hanya tersenyum kecil, ia masih asyik menikmati suasana. Sekilas memperhatikan tingkah Jack. Lelaki nyentrik, yang duduk di sampingnya. Mengingatkan pada teman satu profesi, tertangkap lima tahun lalu, setelah mengunggah konten hoaks secara amatir.Â
"Tujuan kemana, Mas?" tanya Jack.
"Batam," jawab Doni, singkat.