"Kami mau mencari makanan dekat pasir putih," jawab anak-anak burung Maleo.
"Di sini banyak makanan, mengapa harus jauh-jauh," ucap Mala.
"Tak jauhpun," gumam anak-anak Maleo, seraya berjalan meninggalkan Mala.
Mala, yang merasa khawatir mengikuti mereka diam-diam. Mengawasi dan melihat sekeliling, takut ada pemangsa yang mengintai.Â
Mala menatap ke atas, terlihat titik kecil yang semakin besar. Kepak sayap berwarna hitam, dua cakar tajam dan paruh berwarna gading menyeramkan. Itulah si burung Elang.
Tiba burung Elang mendekat pada salah satu saudaranya. Mala, dengan sigap terbang menyongsong. Menyelamatkan anak-anak burung Maleo dari cengkraman Elang.
"Aduh, kenapa meleset!" gumam Elang.
"Aha! mangsaku bertambah satu," ucap Elang, seraya menatap tajam pada Mala.
Anak-anak burung Maleo ketakutan, mereka tidak bisa beranjak dari tempatnya. Jika lari, tentu disambar oleh Elang yang perkasa.Â
"Apa maumu, kami sedang mencari makan. Cari saja mangsa lain," seru Mala, memberanikan diri.Â
"Berani sekali, kau Maleo!" seru Elang.
Mendengar bentakan burung Elang, anak-anak Maleo lain menangis. Namun, tidak untuk Mala. Ia berpikir untuk mengelabui pemangsanya.Â