"Sulawesi Tengah, rumah bagi burung Maleo yang termasyhur."
Sausu Piore. Pasir pantai terasa hangat, kala matahari bersinar cerah. Hari yang indah untuk mencari makan. Biawak berdendang dengan gembira, ia tengah menggali pasir untuk mencari telur-telur Maleo.Â
"Hari ini, aku mau makan telur besar," gumam Biawak.
Asyik menggali pasir. Tiba-tiba Biawak di kejutkan oleh anak-anak burung Maleo. Mereka, baru saja menetas dan melompat dari dalam galian.Â
Salah satu anak burung Maleo, terbang melompat dan tidak sengaja mencakar wajah Biawak dengan kaki-kaki mungil. Hingga, membuat Biawak terperanjat dan lari tunggang langgang.Â
Dari tiga telur yang menetas, salah satunya milik Maleo bernama Mala. Ia secara tidak sadar, sudah mengusir Biawak sang pemangsa. Mala, Pahlawan penyelamat bagi saudara-saudaranya.Â
"Wuih, aku bisa terbang," seru Mala.Â
Burung-burung camar memandang skeptis, dan berkata, "Tidak bisa terbangpun, hanya melompat tinggi."
Anak-anak burung Maleo, bermain dengan gembira. Berjalan masuk ke hutan dan beterbangan, melompat dan berlarian. Mereka mencari biji-bijian, serangga kecil dan buah-buahan untuk dimakan.Â
Mala, tengah bertengger di dahan pohon. Ia melihat dua anak Maleo berjalan terlalu jauh ke arah pantai. Khawatir, muncul Biawak, ular atau burung Elang yang mengancam.
"Hei, mau kemana?," Tanya Mala.