Mari melihat dari sisi lain. Meskipun tak ada sisi hitam putih ataupun kebenaran dan kejahatan, dalam cerita tersebut. Hal itu karena, keduanya sama-sama melakukan tindakan yang tidak terpuji.Â
Raden Bandung Bondowoso, adalah pangeran yang pantang mundur. Ilmu dan kesaktian, membuatnya percaya diri untuk melamar Rara Jonggrang. Padahal Prabu Baka sang "calon mertua", sudah ia bunuh di medan laga.
Diminta pujaan hati untuk membuat 1000 candi, tak membuatnya goyah. Berbekal "kesaktian", Bandung Bondowoso berhasil menundukan pekerja dari berbagai bangsa, baik itu dedemit, setan, jin dan siluman. Meskipun akhirnya ditinggalkan.
Pesan moral sederhana.
Sikap pantang mundur, sebelum berusaha. Baiknya diteladani sepenuhnya. Jaman sekarang, atas nama logika dan kenyamanan. Banyak orang, menyerah sebelum berusaha.Â
Kepercayaan diri, dibangun dari apa yang kita dapat berikan pada calon pasangan. Bukan hanya hal yang bersifat materi. Namun, kesungguhan dan etos kerja adalah modal utama.
Jangan goyah, saat pasangan berkata "terserah". Membangun 1000 candi dalam semalam, tentu lebih berat.
Kemampuan manajerial Bandung Bondowoso, patut diacungi jempol. Lihatlah, dia berhasil mengkoordinir bangsa jin dan setan yang sulit diatur. Terlebih, pencapaian kinerja dan produktivitas menyentuh angka 99%.
Wajar, Ia tidak sama sekali menghukum atau menghalangi para pekerja saat pulang. Padahal, pekerjaan belum sepenuhnya selesai.
Namun, satu hal yang tidak patut ditiru. Yakni, melampiaskan amarah kepada calon pasangan. Bukan kasih sayang yang didapatkan, malah kebencian dan laporan kepolisian.
Dalam konteks berkeluarga. Seberat apapun masalah di tempat kerja, jangan sampai berdampak pada keharmonisan rumah tangga.