Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Cerita Rakyat] "Rara Jonggrang", Pesan Leluhur dan Generasi Patah Hati

10 Januari 2021   10:35 Diperbarui: 10 Januari 2021   11:08 2470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari melihat dari sisi lain. Meskipun tak ada sisi hitam putih ataupun kebenaran dan kejahatan, dalam cerita tersebut. Hal itu karena, keduanya sama-sama melakukan tindakan yang tidak terpuji. 

Raden Bandung Bondowoso, adalah pangeran yang pantang mundur. Ilmu dan kesaktian, membuatnya percaya diri untuk melamar Rara Jonggrang. Padahal Prabu Baka sang "calon mertua", sudah ia bunuh di medan laga.

Diminta pujaan hati untuk membuat 1000 candi, tak membuatnya goyah. Berbekal "kesaktian", Bandung Bondowoso berhasil menundukan pekerja dari berbagai bangsa, baik itu dedemit, setan, jin dan siluman. Meskipun akhirnya ditinggalkan.

Pesan moral sederhana.

Sikap pantang mundur, sebelum berusaha. Baiknya diteladani sepenuhnya. Jaman sekarang, atas nama logika dan kenyamanan. Banyak orang, menyerah sebelum berusaha. 

Kepercayaan diri, dibangun dari apa yang kita dapat berikan pada calon pasangan. Bukan hanya hal yang bersifat materi. Namun, kesungguhan dan etos kerja adalah modal utama.

Jangan goyah, saat pasangan berkata "terserah". Membangun 1000 candi dalam semalam, tentu lebih berat.

Kemampuan manajerial Bandung Bondowoso, patut diacungi jempol. Lihatlah, dia berhasil mengkoordinir bangsa jin dan setan yang sulit diatur. Terlebih, pencapaian kinerja dan produktivitas menyentuh angka 99%.

Wajar, Ia tidak sama sekali menghukum atau menghalangi para pekerja saat pulang. Padahal, pekerjaan belum sepenuhnya selesai.

Namun, satu hal yang tidak patut ditiru. Yakni, melampiaskan amarah kepada calon pasangan. Bukan kasih sayang yang didapatkan, malah kebencian dan laporan kepolisian.

Dalam konteks berkeluarga. Seberat apapun masalah di tempat kerja, jangan sampai berdampak pada keharmonisan rumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun