Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tren 2021: Minyak Angin Aromatherapy di Kalangan Pegawai Kantoran

6 Januari 2021   07:30 Diperbarui: 6 Januari 2021   07:38 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tren 2021 by Pixabay

Selama pandemi belum usai, kebutuhan akan vitamin, hand sanitizer dan masker, akan tetap menjadi tren 2021. Layanan fasilitas kesehatan, laris manis di sepanjang tahun dan diprediksi masih menjadi tren 2021.

Work from home (WFH), memaksa pegawai kantoran untuk menjaga kesehatan dan memperkuat imunitas dari dalam rumah. Mengubah kebiasaan rutin jam kantor secara tiba-tiba. Berbagai kegiatan dan kebiasaan baru, mulai terbentuk. 

Menanam bunga, berkebun, menulis artikel, novel, menuntaskan level game kesukaan, menonton film favorit dan bermain seharian bersama keluarga. Aktivitas sehari-hari yang jarang di temukan pada masa sebelum pandemi.

Kebiasaan baru, telah menjadi kebiasaan yang melekat. Saat WFH berakhir dan mengharuskan pegawai kantoran untuk kembali beraktivitas rutin pergi ke kantor. Tentunya dengan protokol kesehatan yang sesuai.

Salah satu kebiasaan yang melekat adalah, menjaga kesehatan dengan rutin mengonsumsi vitamin, suplemen dan pola hidup sehat.

Tekanan kerja akan lebih terasa, pemicu stres akibat menumpuknya pekerjaan yang tertunda. Target perusahaan dan ancaman PHK, perlu dinetralisir. 

Ke depan, permintaan suplemen dan vitamin sepertinya akan berkurang. Setelah vaksinasi Covid-19 terealisasi atau menjadi wajib dilaksanakan. 

Pola hidup sehat akan terus berlanjut. Di tandai dengan medical checkup tahunan, yang difasilitasi kantor. Mengonsumsi makanan-makanan bergizi, berolahraga dan membatasi interaksi yang tidak perlu.

Konsumsi suplemen dan vitamin, bagi sebagian pegawai akan dihindari. Terlebih, produk kesehatan yang mengandung zat kimia. 

Mempertimbangkan efek samping yang akan timbul, pascavaksinasi Covid-19.

Teruntuk kaum pegawai kantoran, yang rajin menggunakan jaket atau sweater di dalam ruangan ber-AC. Atribut tambahan yang perlu dipersiapkan adalah minyak angin gosok. 

Di masa sebelum pandemi, hal itu berlaku hanya saat kondisi tubuh tidak fit. Namun, keadaan memaksa harus masuk kantor. 

Hasilnya, aroma minyak angin akan memenuhi ruangan kerja. Simbol totalitas dan loyalitas pada perusahaan. 

Gejala flu ringan, tidak akan mempengaruhi catatan absensi di personalia.

Di masa pandemi saat ini, menggunakan minyak angin akan semakin lumrah. Tak lagi dengan aroma yang konvensional. Namun, lebih variatif sesuai selera. Minyak angin aromatherapy. 

Minyak angin aromatherapy, tersedia dengan beragam merk dan kemasan. Varian aroma herbal, mint, buah-buahan, bunga dan lain-lain. Dapat dengan mudah ditemui.

Tak perlu lagi segan, tercium rekan kerja sebelah. Mungkin saja rekan tersebut, membawa minyak angin aromatherapy yang sama.

Selain pengobatan luar, aromatherapy pada minyak angin dipercaya dapat menangkal berbagai virus penyakit. Influenza, resiko Covid-19? Mungkin saja. 

Klaim serupa, pernah menjadi kontroversi. Departemen Pertanian RI, sempat meluncurkan produk kalung eucalyptus. 

Hal itu mendapat protes publik, karena disinyalir berbau komersil. Padahal, jika hasil kajian dan penelitian di publikasikan. Bisa saja lebih bermanfaat. Menangkal bukan mengobati. 

Resiko efek samping penggunaan obat oles, lebih rendah daripada mengonsumsi obat-obatan. 

Daya kerja minyak angin aromatherapy adalah memberikan rasa nyaman, tenang dan hangat. Dengan aroma yang alami, mulai dari tumbuhan herbal, bunga dan buah-buahan. Sesuai selera konsumen. 

Memang, tak sehangat kasih mantan. Namun, bermanfaat untuk mengatasi mual, masuk angin, gigitan serangga dan influenza. 

Ukuran kemasan dan harga yang cocok di kantung, membuatnya menjadi pilihan. Namun, penggunaan minyak angin aromatherapy bukan tanpa risiko. 

Perhatikan, bahan alami yang terkandung di dalamnya. Bisa jadi, kurang cocok dan menimbulkan iritasi atau alergi pada kulit. 

Pertimbangan ekonomis, juga berpengaruh pada tren kesehatan 2021. Konsumsi suplemen dan vitamin yang rutin, cukup menguras budget. Alternatif lain yang lebih masuk akal adalah dengan berolahraga dan menggunakan minyak angin aromatherapy. 

Dahulu, pegawai kantoran paling anti dengan minyak angin karena aromanya yang menyengat. Kini, aroma yang sama kian memenuhi se-isi ruang kerja. 

Tertarik menggunakan minyak angin aromatherapy. Apakah, anda sudah lebih dulu menggunakannya. 

**

Indra Rahadian 6/1/21

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun