"Setengah jam sudah aku lihat Koko, tapi takut salah orang. Koko tiba cepat sekali, baru jam setengah 7 ini." Lanjutnya.
Mereka berdua masuk ke dalam gang sempit di antara ruko-ruko yang berderet di sana. Mengobrol asyik sepanjang jalan. Dan tibalah mereka di sebuah bangunan kecil di ujung gang. Bertuliskan, Panti Asuhan Bunda Maria.
"Ayo, lekas. Acara sebentar lagi di mulai," ucap Suster Monika menyambut mereka berdua.
Tampak ruangan dengan dekorasi Natal, lengkap dengan pohon Natal dan kado-kado. Anak-anak panti sudah duduk manis melingkar di bawah panggung kecil, tempat operet akan ditampilkan.
"Mana kostum Santa Clausnya?" Tanya Eddy pada Natalia.
"Santa?" Ucap Natalia heran.
"Sini, Koko. Nah ini kostumnya dan ini makeupnya," ucap Natalia, seraya memberikan sebuah kardus berisi kostum.
Meleset dugaan. Eddy yang berpikir akan berperan sebagai Santa, malah harus memerankan Piet Hitam di malam itu. Namun demi pendekatan yang sukses, tak apalah berkorban. Pikirnya.
Penampilan operet malam itu berlangsung sukses, gelak tawa anak-anak panti memenuhi ruangan sepanjang penampilan Eddy. Satu dua dialog yang dihafalkan Eddy, meski terdengar kaku. Namun malah membuat anak-anak lebih keras tertawa.
"Koko, terima kasih," ucap Natalia lembut.
"Ah, biasa aja sih," jawab Eddy tersipu malu.Â