Eddy sampai tersenyum membacanya, meskipun dalam hati masih penasaran. Seperti apa nona manise yang dia kenal di media sosial, apakah sama persis seperti foto profil yang dipasang. Entahlah, yang pasti malam ini semuanya akan terjawab.
Pengalaman Eddy, tampil dalam operet Natal, menjadi bekal kepercayaan diri. Terakhir kali, saat di sekolah Tarsisius dahulu. Ia memerankan salah satu rusa penarik kereta Santa Claus, dan itu sudah sangat lama sekali.Â
Dalam benaknya, mungkin kali ini ia akan diberikan peran sebagai Santa. Mengingat perawakan tinggi besar dan perut yang sedikit buncit. Tak sabar rasanya Eddy menanti datangnya malam.
Eddy mengeluarkan motornya, dari dalam kamar kost yang terletak di daerah pasar bawah, jalan Djuanda. Rambut sudah disisir rapi dan parfum malaikat subuhpun sudah disemprotkan. "Maksimal" itulah ucapannya, saat bercermin pada kaca spion.
"Hoy, Koko. Mabar kito?" Tanya Jamal dari depan pagar.
"Pere dulu, ada janji nih. Ciwi cantik," jawabnya.
Dengan wajah kecewa, Jamal berkata, "ooooh, tumben. Lanjutlah, Koko."
Cukup keki, Eddy mendengar kata tumben. Namun, jalan Panam sudah menanti. Tak sampai lama, tibalah ia di sana.
Eddy dikejutkan dengan kehadiran Natalia, rupanya tak jauh beda dengan foto profil media sosial. Ia mengulurkan tangan, seraya tersenyum.
"Sudah lama nunggu?" Tanya Eddy.
"Oh tidak Kaka, eh Koko," jawab Natalia.