Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merayakan Pantun, sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia UNESCO

18 Desember 2020   14:58 Diperbarui: 18 Desember 2020   15:03 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini, secara tidak langsung dapat menumbuhkan kepercayaan diri masyarakat Indonesia akan kebudayaan dan tradisi yang telah mengakar.

Di samping perlunya mengembangkan kesadaran, akan pentingnya menjaga dan mengapresiasi pantun dalam dunia literasi tanah air.

Setelah Sutan Takdir Alisjahbana, belum terdengar lagi penyair dan seniman yang begitu gigih mempopulerkan pantun dan karya sastra bermuatan pantun, dalam dunia literasi terkini.

Ayo! Semua dimulai dari kita, berikan sedikit rima dalam karya literasi fiksi terbaru. Jika berkenan berikut sampiran dan isi, hehe.

Pantun Melayu, adalah salah satu kekayaan budaya yang sudah di akui dunia. Bagaimana dengan pantun daerah lainnya?

Pemerintah melalui Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO - Kemdikbud RI. Dan Kantor Wakil Republik Indonesia untuk UNESCO, saat ini tengah mengkaji dan mendorong untuk produk kebudayaan nasional tak benda lain, agar dapat diakui UNESCO.

Mari sejenak merayakan keberhasilan Pantun Melayu, sebagai warisan budaya tak benda dunia. Dengan berpantun.

Selamat berbahagia untuk masyarakat Melayu di Riau dan Kepulauan Riau, semoga terjaga budaya dan bahasa.

Berlayar jauh, lancang kuning berlayar jauh
Ke haluan samudera biru, selat melaka
Biarlah jatuh, senang hatiku biarlah jatuh
Kebudayaan bangsaku kini, dipuja dunia.

Berkenan kembali berpantun di kolom komentar?

(Indra Rahadian 12/08)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun