Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merayakan Pantun, sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia UNESCO

18 Desember 2020   14:58 Diperbarui: 18 Desember 2020   15:03 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitupun dengan beberapa aksi berpantun penjual, di pasar tradisional dan swalayan.

Simpen uang dalam lemari
Bisa hilang dimakan tikus!
Jangan ragu mampir kemari
Di jamin murah, kualitas bagus!

Atau,

Pergi belanja ke pasar pagi
Membeli sandal dan baju baru
Kemeja, t-shirt dan baju anak ada disini
Diskon gede-gedean Natal dan tahun baru

***

Indonesia sendiri mempunyai keragaman pantun di seluruh pelosok negeri, sebagian di antaranya adalah : 

Pantun Minang, pantun Betawi, parikan Jawa, paparikan Sunda, umpasa Batak, kinoho Tolaki dan lainnya.

Artikel sebelumnya dapat dilihat pada link berikut : Menunggu UNESCO Tetapkan Pantun Jadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia.

Selain artikel di atas, penulis membuat karya pantun dengan bahasa daerah. Apresiasi yang baik di dapatkan melalui untaian pantun dalam kolom komentar, dengan bahasa daerah masing-masing.

Silahkan dilihat pada link berikut : Pantun Nasehat Sunda dan Artinya.

Indonesia menggunakan pantun bukan hanya sebagai pelestarian budaya. Namun telah masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan sosial di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun