Pernah suatu ketika, ia diberikan nomor handphone seseorang bernama Elsa oleh Uda Jack, terlihat cantik dari photo profil WhatsApp nomor tersebut, ia pun sejenak melupakan Clara.
Setelah sebulan berlalu, wanita yang tiap malam ia chat dan kirimkan puisi, sajak dan rayuan maut toh tak pernah mau kopi darat, jangankan bertemu, untuk sekedar video call pun selalu menolak.
Padahal Dana sudah merasa nyaman dengan apresiasi dan obrolan ringan dengan Elsa, tetapi apa mau dikata, Elsa pun sepertinya tak begitu menyambut perhatian Dana.
Usut punya usut, ternyata Elsa adalah transpuan yang bekerja disalon kecantikan yang letaknya tak jauh dari sekolah.
Dana hanya bisa gigit jari saat Elsa pun ternyata segan bertemu dengannya, semakin hancur kepercayaan dirinya, jangankan Clara, Elsa pun ogah merespon ajakan bertemu muka.
Meski merasa tertipu, Dana tak berani marah pada kakak kelasnya tersebut, terlebih dia yang selalu membantu jika ada ancaman atau gangguan dari mantan-mantan Clara.
Malam ini malam minggu, Dana dengan berani berniat datang ke rumah Clara untuk mengajaknya nonton di bioskop yang baru saja buka.
Maklum selama pandemi tak ada satupun bioskop yang buka, dan ia berharap dengan ajakan ini, Clara dapat terkesan dan sudi memberikan lampu hijau.
Dana, bergaya sangat maksimal dengan memakai baju bekas import via online, iapun segera berangkat menuju rumah Clara, setelah hampir dua jam menghabiskan waktu di kamar mandi.
"Clara ada, Tante?" Tanya Dana, pada Ibunda Clara.
"Oh, keluar Mas, tadi bilangnya ada janji nonton bioskop," jawab ibunda dari balik pagar.