Terlihat beliau menyerahkan selembar kertas jawaban ujian tersebut, pada tangan Dana.
Tertulis, "U = 1-1 U+2640, 143 ~ 12," terang Dana, sambil membaca.
"Kamu adalah satu-satunya wanita, yang ku sayang tak terhingga sampai tua," ungkap Pak Rudy.
"Kok, bapak bisa ngerti kode angka!?" Ujar Dana terperanjat kaget.
"Ehmm boleh tahan, umur kamu juga bisa saya hitung!" Canda Pak Rudy.
"Duh maaf Pak, tertukar sepertinya lembar jawaban saya," ucap Dana menahan malu.
Pak Rudy menggelengkan kepalanya, kemudian berkata, "nasib baik Pak Ozzy tak langsung menghukum kamu, Den."
Setelah proses bimbingan dan konseling yang panjang dan lama, Dana akhirnya dapat keluar dari ruangan tersebut, ia terlihat loyo dan tidak bersemangat.
Semua gara-gara Clara pikirnya, padahal jika saja Dana berani mengutarakan perasaan, maka tak akan ia berlarut-larut dalam fantasi dan harapan yang menyita waktu dan pikiran seperti itu.
Ia hanya akan dihadapkan pada patah hati yang dapat sembuh seiring waktu, malu seumur hidup dikelas saja atau kemungkinan kecil, bahagia karena mendapat sambutan baik dari Clara.
"Dan, ada apa dipanggil ke ruang BK?" Tanya Jack, kakak kelasnya yang berasal dari daerah kabupaten lima puluh kota.