Sekedar info, China dengan aksi nelayannya kini sudah berlayar lebih jauh ke perairan Amerika Selatan untuk mencari ikan, lalu eksplorasi mereka di Kutub Utara pun sempat juga menarik perhatian.
Trump dengan kebijakannya saat ini, terbukti tidak dapat menahan laju China untuk menggerogoti setiap jengkal peluang di Laut China Selatan, dan apa yang diharapkan dari Joe Biden?.
Tertarik dengan kampanye Joe Biden soal "mengakhiri selamanya perang di timur tengah", semoga bukan slogan yang hanya digunakan untuk menarik simpati negara-negara Arab.
Statement "mengakhiri perang" sepertinya akan seksi juga jika disematkan pada konflik Laut China Selatan, bisa saja dengan diplomasi yang lebih menjanjikan dan bukan malah memulai perang baru dilautan.
Diatas kertas mungkin figur Joe Biden lebih elegan dari Trump yang meledak ledak dan sulit ditebak, dalam mengambil kebijakan penting di Laut China Selatan.
Kebijakan Trump, yang menggertak dengan kapal-kapal induk malah semakin meningkatkan kesiagaan militer China dikawasan tersebut.
Sementara, patut ditunggu gaya-gaya Obama dalam versi Joe Biden untuk menunjukkan "kepemimpinan dunia" oleh Amerika Serikat dikawasan Asia tenggara, khususnya Laut China Selatan.
Ada sedikit harapan untuk negara-negara ASEAN tentunya, jika hubungan China dan Amerika dapat lebih baik dan tanpa disertai tindakan militer, dengan berhenti saling mengarahkan moncong senjata didepan halaman kawasan regionalnya.
Karena sepertinya China pun tidak menginginkan figur Trump kembali terpilih,mereka mungkin lebih berharap pada Joe Biden untuk menjalin kembali hubungan hangat yang saat ini kian membeku.
Bagi kita, setidaknya persoalan-persoalan seputar keamanan regional di Laut China Selatan dapat ditempuh dengan perundingan diatas meja dan bukan dimedan laga oleh kedua negara tersebut.
Namun, kontestasi politik di Amerika bukanlah hitungan matematika sederhana.