Disebuah desa kecil bernama alas bentala, anak-anak bermain dengan gembira penuh sukacita, disebuah lapangan terbuka dengan rerumputan hijau nan asri dan bersih.
Anak-anak selalu menjaga kebersihan lingkungan bermain, dengan membuang sampah pada tempatnya dan bergegas pulang saat waktu bermain telah usai.
Dalam permainan, anak-anak desa tak luput dari pertengkaran atau perseteruan antara mereka, namun tak ada permusuhan anak-anak yang tak dapat diselesaikan dengan damai.
Jika hari ini ada anak-anak yang berseteru, maka besok mereka pun sudah bermain bersama lagi dengan riang gembira, memperbaiki diri masing-masing atas masalah yang telah lalu dan saling memaafkan.
Semua anak-anak berteman dan saling menghargai satu sama lain, tanpa mengenal perbedaan warna kulit, agama, makanan favorit dan bahasa yang digunakan dirumahnya masing-masing.
Anak-anak yang bermain di lapangan desa alas bentala, ada yang membawa mainan sendiri dari rumah untuk dimainkan bersama teman-teman, ada juga yang bermain bermacam-macam jenis permainan olahraga dan kesenian bersama, bahkan ada yang membawa serta hewan peliharaan mereka bermain disana.
Dalam kumpulan anak-anak yang bermain di lapangan desa alas bentala, ada seorang anak yang dianggap nakal bernama Charlie, padahal Charlie sebenarnya adalah anak yang pandai membuat cerita dari rangkaian gambar.
Awalnya, semua teman-teman suka pada Charlie karena selain humoris, dia pun pandai menghibur teman-teman dengan gambar yang dilukisnya.
Charlie punya seekor anjing peliharaan yang diberi nama Maco, seekor anjing peliharaan lucu yang suka menyalak tapi menggemaskan.
Namun Charlie punya kebiasaan buruk, yakni suka sekali mengejek pada teman-teman lain yang tidak dia sukai, berulang ulang dan terkadang tidak mau mendengarkan nasehat orang tua.
