Perjalanan yang cukup jauh, melewati taman dan rerumputan, Â setelah memasuki pagar bewarna putih susu, akhirnya mereka pun tiba di teras depan rumah manusia.
Dimeja depan rumah terdapat secangkir kopi dan surat kabar, tak lama datang sesosok manusia yang kemudian mengambil dan membaca surat kabar tersebut dengan seksama.
"Lihat lalat besar, ada minuman manusia berwarna hitam," seru Lale dengan senangnya.
Lale hinggap diatas kursi kosong didepan meja, sementara lalat besar dengan tenangnya hinggap pada cangkir berisi kopi hitam yang terlihat menggoda.
"Ini namanya kopi, nikmat sekali hinggap dalam gelas berisi kopi Lale," ucap lalat besar kepada lale.
Lale melihat manusia itu menutup lembaran koran yang dibacanya dan matanya menatap kearah cangkir kopi.
"Hati-hati lalat besar, manusia itu sepertinya memperhatikan kita". Ucap lale memperingati lalat besar.
"Dia pemilik rumah ini lale, namanya bapak rudy dan selama ini tak pernah mengusirku". Jawab lalat besar dengan santuy.
"Lale ayo kemari, rasa kopi ini manis sekali," ajak lalat besar.
"Aku takut lalat besar". Jawab lale terbang menjauh dan hinggap diatas kursi kosong lainnya.
Dari pinggir cangkir, lalat besar pun kembali meyakinkan lale, seraya mencelupkan kaki-kaki belakangnya kedalam gelas kopi, kemudian berkata.