Tiba dibibir pantai, nelayan tua akhirnya siuman dan berkata. "Ya Tuhan aku bersyukur, aku masih hidup".
Saat itu juga nelayan tua melihat baba si lumba-lumba sudah berenang menjauh dari bibir pantai.
"Ungkapan terimakasih masih terasa kurang untuk jasamu, hai lumba-lumba". Ucap nelayan tua dengan mata yang berkaca-kaca.
"Jika tak ada kau, mungkin hari ini keluargaku akan bersedih dan kelaparan". Lanjutnya.
Dari kejauhan, samar terdengar siulan baba si lumba-lumba bersama suara deru ombak.
Dalam hati baba si lumba-lumba berkata "Kau layak mendapatkan kebaikan ini, hai nelayan tua".Â
******
Nelayan tua menambatkan sampan pada dermaga, disore itu langit mulai memerah menyambut mentari pulang ke peraduan.
Anak dan istri nelayan tua menyambut dengan suka cita sang ayah yang membawa hasil tangkapan melimpah, tentunya dengan selamat hingga kembali pulang.
Mentari tenggelam ke dasar samudera perlahan-lahan, semilir angin dan suara burung camar menemani baba si lumba-lumba yang masih berenang kesana kemari, mencari ibu dan saudara-saudaranya.
"Ibu.. ibu...". Siulan baba si lumba-lumba tak ada yang membalas.