Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Baba si Lumba-lumba dan Nelayan Tua

17 Oktober 2020   22:25 Diperbarui: 17 Oktober 2020   22:31 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hore.. hore". Ungkap baba si lumba-lumba, senang sekali diijinkan bermain bersama manusia.

Baba si lumba-lumba berenang bebas menyelam ke dasar samudera, lalu timbul dan tenggelam berganti, sesekali mengagetkan gerombolan ikan cakalang.

Seakan-akan usil mengacaukan formasi mereka, padahal baba si lumba-lumba sedang berusaha mendekatkan gerombolan ikan cakalang tersebut pada jala nelayan tua.

Baba si lumba-lumba, memperhatikan dari jauh sampan nelayan tua yang masih tenang berayun ditengah lautan, terlihat jala sudah ditarik, segerombol ikan cakalang pun tersangkut dan dinaikan nelayan tua kedalam sampan dengan gembira.

*****

Saat hendak berenang mendekati sampan nelayan tua, baba si lumba-lumba bertemu penyu belimbing yang berenang miring dan terlihat lesu.

"Hai penyu kenapa kau berenang dengan gelisah". Tanya baba kepada penyu.

Seperti menahan sakit, penyu pun menjawab, "perutku sakit".

'Ikan apa yang kau makan!?". Baba si lumba-lumba semakin penasaran.

"Ubur ubur warna warni dari muara yang banyak manusia". Jawab penyu dengan lemas.

"Itu bukan ubur ubur hai penyu! ibuku berkata itu benda buatan manusia, plastik namanya, sangat berbahaya!". Ucap baba si lumba-lumba yang langsung teringat nasehat ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun