******
Kaka si kucing hutan melangkah mengendap-endap, matanya menyorot tajam pada seekor tikus yang sesekali keluar dari lubang pohon didekat akar menjalar.
Hap.. sekali terkam tikus pun berhasil ditangkap, kaka si kucing hutan mendapatkan mangsanya dengan cekatan, menyelamatkan perutnya dari rasa lapar dihari itu.
Selesai mengisi perutnya, kaka si kucing hutan dikejutkan dengan ocehan burung jalak, yang semakin dekat dan semakin keras.
"Sebaiknya kau cepat berlari hai kucing hutan!" Ucap burung jalak yang terbang melintas diatas si kucing hutan.
Menyadari akan bahaya yang mengancam, kaka si kucing hutan segera berlari masuk kedalam rerumputan tinggi yang terhampar hingga jauh ketepi hutan.
Kaka si kucing hutan berlari cepat sekali, hingga sebuah perangkap jerat kawat ditepi hutan menghentikan kaki mungilnya untuk terus berlari.
Beruntung, kaki si kucing hutan tak sampai terjerat dijepit kawat yang sering memakan korban harimau yang mengejar babi hutan, meskipun kakinya terluka dan tak bisa lagi berlari.
Burung jalak bersedih melihat hal itu, diapun segera terbang berputar arah dan hinggap diatas pohon, menunggu manusia yang sedang mencari si kucing hutan.
"Semoga kau tidak akan memangsaku! jika aku membantu menjauhkan manusia darimu hai kucing hutan," dalam hati burung jalak berkata, sebelum memutuskan untuk membantu si kucing hutan terjauh dari ancaman manusia.
Sesosok manusia yang sama, yang menangkap sang adik si kucing hutan tengah berjalan mengendap-endap sambil membawa karung dan balok kayu ditangan, mendekati tepi hutan, dimana kaka si kucing hutan tengah menjilati kakinya yang terluka.