Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Kaka si Kucing Hutan dan Burung Jalak

16 Oktober 2020   22:10 Diperbarui: 10 November 2020   01:42 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Burung jalak turun dari dahan, lalu mendekati kaka si kucing hutan dan berkata, "pergilah ke rumah-rumah manusia, disana banyak tikus sebesar kucing, tentu kau akan kenyang."

"Benarkah itu, tentu aku harus berbagi dengan kucing lainnya," ucap si kucing hutan.

"Kucing disana tidak makan tikus, mereka diberi makan nasi dan ikan oleh manusia, lagipula kucing disana mengeong, tidak berdesis seperti kau," jawab burung jalak, sambil terbang berpindah hinggap diujung ranting.

"Darimana kau tahu?" Tanya si kucing hutan.

"Aku berasal dari rumah manusia, aku pergi ingin bebas," jawab burung jalak.

"Kenapa? bukankah enak diberi makan oleh manusia?" Si kucing hutan bertanya dengan rasa penasaran.

"Tidak! Aku tidak mau, aku mau bebas tidak ingin hidup dalam sangkar selamanya," jawab burung jalak sambil mengibaskan sayapnya.

"Kau tahu apa yang manusia lakukan kepada merpati dan belibis, mereka dipotong seperti ayam, lalu anjing, ular dan kucing sepertimu, kadang mereka potong dan makan juga!" Lanjut burung jalak.

Seperti belum terpuaskan, kaka si kucing hutan kembali bertanya, "kenapa manusia begitu rakus!?, Ibuku bercerita, mangsa mereka ayam dan tumbuhan, apakah belum cukup!?".

"Kemana Ibumu!?". Tanya burung jalak.

"Aku tak tahu, sepertinya bernasib sama seperti adik, saudaraku yang ditangkap oleh manusia," jawab kaka si kucing hutan dengan lemas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun