Pantun dari penulis dapat dinikmati pada judul "Berlayar Pantun Bertalu Rindu" dan "Pantun Rindu Bahaya" (silahkan klik pada judul).
Dengan berpantun, intelektualitas kita dipacu untuk menemukan makna dan nilai yang terkandung di dalamnya.
Meskipun pantun dekat dengan keseharian masyarakat, seperti pantun sederhana buah-buahan dan pantun disini gunung disana gunung, namun dalam aktivitas sehari-hari jarang sekali kita berpantun.
Padahal pantun merupakan produk budaya yang harus dilestarikan, menggali betapa bernilai dan luhurnya bahasa Indonesia.
Jika pantun sederhana dengan tema buah dan gunung dirasa usang, seperti :
Buah manggis
Buah pepaya
Nona manis
Siapa punya
Atau,
Disini gunung disana gunung
Ditengah-tengah ada jurang
Jatuh cinta usah termenung
Telat melamar diambil orang
Maka cobalah membuat pantun sederhana, karena dalam keseharian pun pantun dapat kita lestarikan, sesuai kadar pemahaman kita dengan bahasa sehari-hari. Berikut contohnya :
Di pasar
Rumah kamu dekat pasar
Jalan kesana sudah bagus
Nanti pulang aku yang antar
Tak perlu segan, aku tulus