Alat yang terkenal, Indikator Tipe Myers-Briggs (MBTI), mengklasifikasikan orang ke dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian. MBTI telah dikritik karena tidak konsisten dan kurang memiliki landasan ilmiah, terlepas dari popularitasnya. Dalam artikel ini, kita melihat dari mana MBTI berasal, mengapa tidak dianggap sebagai alat ilmiah, dan alasan psikologis mengapa MBTI begitu populer.
Konstruksi MBTI oleh non-psikolog
Asal-usul MBTI adalah salah satu kritik utamanya. Ini dikembangkan oleh dua ibu dan anak perempuan, Katharine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers, yang masing-masing tidak memiliki pelatihan formal dalam psikometri atau tes psikologis. Mereka berusaha menerapkan teori tipe kepribadian Carl Jung ke dunia nyata dalam pekerjaan mereka. Kurangnya pengalaman ini menimbulkan kekhawatiran tentang kredibilitas dan kredibilitas evaluasi.
Hasil yang tidak konsisten dan tidak dapat diandalkan
Agar valid secara ilmiah, tes psikometri seperti MBTI harus menunjukkan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak ketidakkonsistenan dalam hasil MBTI. Misalnya, penelitian oleh McCrae dan Costa (1989) menemukan bahwa sekitar lima puluh persen orang yang diuji ulang diberi tipe kepribadian yang berbeda hanya dalam waktu lima minggu. Inkonsistensi ini menimbulkan pertanyaan tentang kredibilitas dan keakuratan penilaian.
Dasar ilmiah yang meragukan
Meskipun MBTI mengatakan itu didasarkan pada psikologi Jung, para ilmuwan telah lama mengkritik teorinya. Kurang bukti empiris, karya awal Jung tidak diterima secara luas oleh psikolog modern. Selain itu, penggunaan kategori dikotomis dan pertanyaan pilihan paksa terlalu menyederhanakan kompleksitas kepribadian manusia di MBTI. Psikolog berpendapat bahwa ciri-ciri kepribadian tidak dapat diklasifikasikan dengan benar ke dalam kategori yang berbeda karena ciri-ciri tersebut termasuk dalam spektrum.
penandaan popularitas
MBTI memberikan rasa identitas dan rasa memiliki, yang mungkin menjadi salah satu alasan popularitasnya yang berkelanjutan. Orang sering mengkategorikan diri mereka sendiri dan orang lain sebagai cara memahami dan berhubungan dengan lingkungan mereka. MBTI memberikan label dan tipe kepribadian yang jelas untuk memanfaatkan hasrat bawaan ini. Ini memuaskan kebutuhan akan identitas manusia dan membantu Anda merasa unik dan menjadi bagian dari kelompok tertentu.
Keinginan untuk memahami dan ekspresi diri
Di dunia yang semakin kompleks dan serba cepat ini, banyak orang ingin memahami dan memvalidasi diri mereka sendiri. MBTI memiliki tujuan untuk mengungkap aspek kepribadian yang tidak terlihat. Setelah menerima deskripsi dan penjelasan tentang perilaku mereka, orang mungkin merasa lega dan valid. Namun, interpretasi dan generalisasi subyektif seringkali menjadi dasar validasi ini daripada bukti empiris.
Terlepas dari peningkatan popularitas MBTI di kalangan organisasi dan individu, sangat penting untuk menggunakan pola pikir kritis saat berinteraksi dengannya. Tidak konsisten, tidak memiliki dasar ilmiah, dan berasal dari sumber non-psikologis membuatnya tidak dapat diandalkan sebagai alat untuk menilai kepribadian. MBTI dapat memenuhi kebutuhan manusia untuk menarik dan menarik orang lain. Namun, untuk melampaui kategorisasi sederhana, diperlukan pendekatan yang lebih bernuansa dan berbasis bukti untuk memahami dan menerima kepribadian manusia dengan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H