Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Saddil Ramdani dan Perkara Kritik Publik: Lawan atau Biarkan?

27 Juni 2023   18:53 Diperbarui: 28 Juni 2023   15:47 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Tim Nasional Indonesia, Saddil Ramdani menyanyikan lagu Indonesia Raya saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia, Kamis (5/9/2019). Foto: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Unggahan pemain Timnas Indonesia, Saddil Ramdani di akun sosial media miliknya jadi viral. Cibiran publik lantaran ia dituding melempem saat bela Timnas Indonesia namun gemilang kala bermain untuk Sabah FC dibalas Saddil.

Pada unggahan Instastory akun Instagram miliknya, Saddil membuncah. Ia tak terima cibiran netizen yang dianggapnya tidak berdasar.

Sayangnya, balasan Saddil untuk para haters itu juga dibumbui dengan singgungan ke Timnas Indonesia dan para pemain naturalisasi.

Soal Timnas Indonesia misalnya, Saddil menjawab cibiran netizen dengan mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya di Timnas Indonesia banyak yang tak mendapat kebebasan dalam bermain dan jam terbang lebih banyak.

"Jadi gini kenapa sih kalian bandingin gue di Timnas sama di klub beda? Yaaa bedalahhh, emang gue sebagai pemain butuh namanya jam terbang dan kebebasan untuk bermain, apakah di timnas kami diberikan itu? Tidakkkk sama skali!!!," tegas Saddil Ramadani.

Lantas soal pemain naturalisasi, Saddil menggunakan kata 'pendatang'. Saddil menganggap bahwa publik lebih banyak berikan dukungan kepada pemain naturalisasi yang baru membela Timnas Indonesia.

Baca juga: N

"@fanesania5 dih aneh, main ditimnas emang gmna??? kami diberikan keleluasaan gk? Diberikan kepercayaan dan kenyamanan gk? Gk sama skali!!! gk usah mandang rendah club disini, apakah kalian berhasil menyesuaikan dengan team disini berhasil gk?" tulis Saddil seperti dilihat pada unggahan akun Instagram @tim.nasional

"Gila lo gw menyesuaikan disini udh hampir 3 tahun, truss komen kalian hanya menghujat saja kerjaannya. Disini gw diberikan kepercayaan, suport dan bekerja keras,"

Selain itu, pada penjelasannya di unggahan Instastory, Saddil juga memilih gunakan padanan kata 'tolol' dan 'gergaji mulut' untuk mereka yang menyampaikan cibiran.

Salahkah Saddil Ramdani merespon cibiran publik dengan penjelasan seperti itu?

Sebagai seorang publik figure, salah satu bintang sepak bola Timnas Indonesia, Saddil sudah offside. Perihal cibiran ia kurang bagus saat membela Timnas Indonesia dibanding saat bermain untuk Sabah FC merupakan hal lumrah dilakukan publik.

Seorang Lionel Messi yang genggam banyak gelar dan piala saja acapkali mendapat serangan membabi buta. La Pulga mendapat serangan dan cemooh dari fans PSG saat ia putuskan untuk hengkang dari klub Prancis tersebut.

Saddil Ramdani - Instagram @saddilramdanii
Saddil Ramdani - Instagram @saddilramdanii

Namun apa yang dilakukan Messi untuk membalas serangan itu? Ia sama sekali tak peduli. Hidupnya sebagai megabintang sepak bola tetap berjalan sesuai track yang ia inginkan.

Bahkan Luis Figo saat putuskan hengkang dari Barcelona ke Real Madrid mendapat teror lebih sadis dari publik. Disebut Judas hingga dilempar kepala babi harus jadi konsekuensi yang diterima Luis Figo.

Figo tak membalas dan lagi-lagi memilih untuk memantabkan kariernya bersama Real Madrid. Namun tak juga bisa dipungkiri, banyak juga pesepak bola dunia yang offside saat membalas kritik.

Roy Keane misalnya, atau Eric Cantona. Ada juga Mario Balotelli dan sederet pesepak bola yang kemudian kerap dapat julukan pemain paling dibenci fans.

Kritik Jadi Pemain Lebih Baik?

Bedakan cemooh dan kritik, hal ini sepertinya harus sama-sama dipelajari oleh pesepak bola itu sendiri dan suporter. Cemooh lebih bertujuan untuk menjatuhkan mental pemain, hal ini yang diungkap Saddil Ramdani.

Menariknya seperti dikutip dari Mail Online, penelitian justru mengungkap bahwa kritik pedas bahkan sampai berujung pelecehan dari suporter sebenarnya dapat mendorong si pemain lebih berkembang.

Tim penelitian gabungan dari Amerika Serikat dan Inggris mengatakan bahwa ada cara-cara bagi seorang atlet untuk lebih termotivasi saat melakoni pertandingan.

Para peneliti dari Exeter University, Stirling University dan Amherst College di Masschusetts melakukan penelitian untuk Journal of Experimental Social Psychology.

Dalam penelitian itu, dihasilkan kesimpulan yakni mereka yang bereaksi terhadap kritik dari orang luar kemudian memilih untuk mengambil langkah yang lebih baik.

Hal ini juga yang sebenarnya dilakukan Saddil Ramdani. Kritik soal Saddil melempem saat bela Timnas Indonesia muncul usai laga melawan Palestina.

Kritik itu kemudian dilumat Saddil dengan cara membuktikkan ia belum habis dengan mencetak 1 gol dan 2 assist untuk Sabah FC. Sayangnya pembuktian Saddil ini malah menambah kencang kritik pedas kepadanya.

"Ini menunjukkan bahwa orang dapat bangkit dari kinerja yang terpuruk saat dapat komentar kegagaln dari pihak luar," kata tim peneliti dari Exeter University, Stirling University dan Amherst College.

Namun, penelitian itu mengungkap bahwa justru kritik dan cemooh dari anggota tim justru akan membuat penurunan kinerja dari seorang atlet.

"Sementara kritik dari anggota tim akan membuat si individu lain bakal menurun secara kinerja dan jadi pemicu retaknya kerja tim,"

Faktanya, di sepak bola, sejumlah insiden antar pemain di satu tim pernah terjadi, seperti kasus perkelahian antara Lee Bowyer dan Kieron Dyer saat sama-sama membela Newcastle United.

Menurut Tim Rees dari Universitas Exeter mengatakan bahwa kritik dari rekan satu tim bisa menjadi blunder yang akan timbulkan gejolak di dalam tim itu sendiri.

Nah, di poin ini, ucapan Saddil Ramdani soal pendatang untuk pemain naturalisasi di Timnas Indonesia, bisa berujung hal yang tidak mengenakkan untuk skuat Merah Putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun