Para peneliti dari Exeter University, Stirling University dan Amherst College di Masschusetts melakukan penelitian untuk Journal of Experimental Social Psychology.
Dalam penelitian itu, dihasilkan kesimpulan yakni mereka yang bereaksi terhadap kritik dari orang luar kemudian memilih untuk mengambil langkah yang lebih baik.
Hal ini juga yang sebenarnya dilakukan Saddil Ramdani. Kritik soal Saddil melempem saat bela Timnas Indonesia muncul usai laga melawan Palestina.
Kritik itu kemudian dilumat Saddil dengan cara membuktikkan ia belum habis dengan mencetak 1 gol dan 2 assist untuk Sabah FC. Sayangnya pembuktian Saddil ini malah menambah kencang kritik pedas kepadanya.
"Ini menunjukkan bahwa orang dapat bangkit dari kinerja yang terpuruk saat dapat komentar kegagaln dari pihak luar," kata tim peneliti dari Exeter University, Stirling University dan Amherst College.
Namun, penelitian itu mengungkap bahwa justru kritik dan cemooh dari anggota tim justru akan membuat penurunan kinerja dari seorang atlet.
"Sementara kritik dari anggota tim akan membuat si individu lain bakal menurun secara kinerja dan jadi pemicu retaknya kerja tim,"
Faktanya, di sepak bola, sejumlah insiden antar pemain di satu tim pernah terjadi, seperti kasus perkelahian antara Lee Bowyer dan Kieron Dyer saat sama-sama membela Newcastle United.
Menurut Tim Rees dari Universitas Exeter mengatakan bahwa kritik dari rekan satu tim bisa menjadi blunder yang akan timbulkan gejolak di dalam tim itu sendiri.
Nah, di poin ini, ucapan Saddil Ramdani soal pendatang untuk pemain naturalisasi di Timnas Indonesia, bisa berujung hal yang tidak mengenakkan untuk skuat Merah Putih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H