Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

N'Golo Kante, Perjuangan "Si Anak Yatim" di Panggung Sepak Bola Dunia

21 Juni 2023   21:31 Diperbarui: 22 Juni 2023   09:45 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Aksi gelandang Chelsea, N'Golo Kante, pada laga Liga Inggris kontra Liverpool di Stadion Stamford Bridge, London, pada 4 April 2023. Terkini, Kante sudah resmi ke klub Liga Arab Saudi, Al Ittihad.(AFP/GLYN KIRK) 

Dari banyak pesepak bola yang punya skill dan kemampuan hebat di lapangan, saya jatuh hati pada N'Golo Kante. Ia sosok inspiratif.

Kabar terbaru ia resmi melanjutkan karier di Arab Saudi, bergabung dengan Al Ittihad. Kante meninggalkan kehidupan gemerlap di London, menuju kota kedua terbesar di Arab Saudi, Jeddah,

Dari literasi sejarah, Jeddah konon berasal dari bahasa Arab yakni Jaddah yang memiliki arti Nenek. Bagi kebanyakan orang Arab Saudi, ini dikaitkan dengan nenek moyang manusia, Siti Hawa yang dimakamkan di kota ini.

Tidak seperti Cristiano Ronaldo yang pindah ke Al-Nassr dan kemudian dinarasikan tergoda dengan uang miliki juragan minyak Timur Tengah, kepindahan Kante jauh dari rumor miring itu.

Kante dikabarkan hanya meminta hal cukup sederhana untuk bermain bersama Al Ittihad. Ada tiga permintaan dari Kante kepada manajemen Al Ittihad.

Ia hanya meminta Iphone 5s, Samsung DVD Player dan Mini Cooper 2008 dengan sunroof. Tiga permintaan ini tentunya diluar kesepatakan nilai kontrak.

Ketiga barang itu kabarnya jadi benda favorit Kante. Bayangnya seorang Kante yang memiliki label juara Piala Dunia, juara Liga Champions dan juara Liga Inggris hanya meminta permintaan khusus Iphone yang nilainya saat ini hanya 1 jutaan.

Kante memang sosok pemain yang hidup sangat bersahaja. Meski 7 tahun tinggal di London dengan segela gemerlapnya, Kante sangat sederhana dan membumi.

Kehidupan si Anak Yatim

N'Golo Kante lahir di Paris, Prancis pada 29 Maret 1991. Kedua orang tuanya asli Mali dan migrasi ke Prancis pada 1980.

Orang tuanya memberikan nama Kante terinspirasi dari raja dari kerajaan Bambara di Mali bernama N'Golo Diarra. Diarra ini dulunya seorang budak yang akhirnya bisa menjadi orang bebas dan menggulingkan raja dzalim.

Ada pesan kuat dari orang tua Kante memberikan nama anaknya raja Mali tersebut. Mereka berharap Kante kelak mampu menaklukkan dunia, keinginan yang akhirnya bisa terwujud.

Sebagai imigran, Kante tinggal di pinggiran Paris. Ia dibesarkan di apartemen kecil di Rueil-Malmaison, Hauts-de-Seine.

Di apartemen kecil itu, orang tua Kante tinggal bersama kedelapan anaknya. Ayah Kante hanya bekerja sebagai tukang batu. Di saat usianya menganjak remaja, Kante mendapat cobaan hidup.

Ayah Kante meninggal dunia saat usianya menginjak 11 tahun. Kondisi ini membuat keluarga banyak anak timpang. Ibu Kante pun terpaksa berperan ganda.

Untuk bisa menghidupi kedelapan anaknya, ibunda Kante bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART). Sejak usia 11 tahun, Kante hanya fokus berjuang hidup bersama ibu dan saudara-saudaranya.

Berstatus jadi anak yatim, Kante pun sesaat melupakan hobinya bermain bola. Padahal di usia 8 tahun, Kante menimba ilmu sepak bola di akademi JS Suresnes di pinggiran kota Paris.

Satu tahun sebelumnya, Piala Dunia 1998 Prancis yang membuat Kante membulatkan tekad untuk menimba ilmu sepak bola.

Seperti kebanyakan anak yang berasal dari keluarga tak mampu, sepak bola bagi Kante ialah jalan untuknya bisa hidup lebih baik.

Namun kenyataan hidup membuat Kante sadar bahwa sepak bola di awal bukan jadi jalan untuk keluar dari kemiskinan. Kante pun fokus pada pendidikan dan ia belajar akuntansi di perguruan tinggi.

Lulus dari perguruan tinggi, untuk menyambung hidup ia dan keluarganya, Kante bekerja sebagai akuntan. Kante merasa memiliki kemampuan baik di bidang akuntansi.

Ilmu akuntansi yang dimiliki ini nyatanya berguna untuk Kante. Saat masih di Chelsea, seperti dikutip dari Goal, Kante pernah ditawari gaji dari rekening luar negeri untuk mengurangi pajak atas gajinya.

Kante yang juga dibekali ilmu agama kuat dari keluarga dengan tegas menolak. Kante tegaskan bahwa ia hanya mau menerima gaji tetap yang sudah dipotong pajak.

N'Golo Kante Geladang Terbaik

N'Golo Kante - @ittihadclub.sa
N'Golo Kante - @ittihadclub.sa

Kante memulai karier profesionalnya di usia yang cukup terlambat. Kante baru debut di usia 21 tahun di klub Boulogne.

Di klub itu, ia memainkan 38 laga dan mencetak 3 gol. Kante debut pada 18 Mei 2012. Ia tampil di laga melawan AS Monaco dan masuk sebagai pemain cadangan gantukan Virgile Reset.

Meski terlambat menjadi pemain profesional, nyatanya Kante menarik perhatian banyak pemandu bakat sepak bola Eropa.

Kante bahkan sempat bergabung ke Arsenal pada 2010. Pelatih Arsenal kala itu, Arsene Wenger tertarik untuk boyong Kante. Sayangnya hal itu tak pernah terwujud.

Setelah dari Boulogne, Kante bergabung ke Caen. Dua musim ia membela klub tersebut. Penampilannya di Caen makin membuat nama Kante dilirik banyak klub besar Eropa.

Namun, Kante pada 2015 bergabung ke klub Liga Inggris, Leicester City. Di The Foxes, Kante akhirnya bisa tampil di panggung sepak bola dunia.

Bermain di klub medioker seperti Leicester, Kante jadi salah satu pemain penting yang akhirnya mengantarkan gelar juara Liga Inggris untuk kali pertama sejarah klub itu.

Penampilan Kante begitu memukau bagi banyak orang. Sir Alex Ferguson pada 2016 sempat berikan pujian khusus bagi Kante.

Menurut Fergie, Kante ialah pemain terbaik di Liga Inggris. Sementara Frank Lampard, mantan rekannya di Chelsea juga berikan sama kepada Kante.

Di luar tekniknya sebagai gelandang, Kante juga dipuji karena sisi non teknis. Mantan pelatih Chelsea, Antonio Conte sangat kagum dengan etos kerja Kante.

Menurut Conte, Kante ialah pemain yang memiliki etos kerja unik dan memiliki kemuan untuk terus berkembang serta sosok yang konsisten.

Tak salah jika Kante dianggap gelandang terbaik. Baru turun sebagai pemain profesional pada 2012, ia mampu meraih 9 gelar bergengsi baik di level klub ataupun tim nasional Prancis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun