Ada strategi yang dibangun dengan sangat hati-hati dalam hadapi tantangan ekonomi, politik dan sosial baik secara global atapun tingkatan lokal.
Menurut Simon Chadwick, profesor Ekonomi Olarhaga dan Geopolitik dari SKEMA Business School menilai bahwa investasi ini dilakukan untuk mengatasi kerentanan dan upaya diversifikasi ekonomi.
Upaya diversifikasi ekonomi bisa dilihat dari megaproyek Qiddiya, sebuah tempat olahraga dan hiburan yang dirancang untuk menarik investasi masuk dan wisatatawan mancanegara.
Chadwick menilai bahwa proses transformasi olahraga khusus sepak bola di Arab Saudi sangat bermuatan politis.
Kerajaan Arab Saudi terus mewaspadai protes massa di Timur Tengah sepanjang 2010 hingag 2011. Dari dari survei, hampir 70 persen masyarakat Arab Saudi di bawah usia 35 tahun takut fenomena sosial ini muncul di negara mereka.
Salah satu cara untuk meredam itu ialah menghadirkan bintang sepak bola dunia. Mereka menjadi penghibur bagi masyarakat Arab Saudi atau dalam bahasa Chadwick upaya untuk menutupi sesuatu yang tak elok dalam politik dalam negeri mereka.
Belum lagi pemerintah Arab Saudi memahami citra mereka sebagai negara yang memiliki masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), seperti upaya untuk mengalihkan perhatian perang di Yaman atau pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.
Juga permasalahan lain yang disoroti dunia barat mulai dari keseteraan hak-hak perempuan dan masalah sosial lainnya.
Kehadiran bintang dunia dimulai dengan Cristiano Ronaldo menjadi pukulan telak bagi banyak kritikus kerajaan. Kondisi ini menunjukkan bahwa Arab Saudi memiliki kemampuan dan keterbukaan membangun kompetisi sepak bola sesuai dengan era industrsi sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H