Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Eric Mao, Mantan Jurnalis yang Rusak Klub Kecil Eropa

8 September 2020   13:27 Diperbarui: 8 September 2020   13:13 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eric Mao dan Diego Maradona | Ole

Nama Eric Mao mungkin terdengar asing di telinga pencinta sepak bola. Tapi tidak untuk klub-klub kecil di Eropa, seperti klub Racing Roja di Spanyol, FK Mohelnice di Ceko, atau Atlético Clube di Portugal. Mao adalah investor bagi mereka yang dikemudian hari malah membawa klub-klub tersebut berada di jurang kehancuran.

Eric Mao alias Harry Zhang merupakan mantan jurnalis olahraga di salah satu televisi di Cina. Ia diketahui lulus dari Universitas Rakyat Cina. Menurut laporan Asia Times, setelah lulus dari kampus tersebut, Mao terdaftar menjadi pemain sekaligus agen sepak bola di federasi sepak bola dunia, FIFA.

Pada 2012, karier Mao sebagai agen sepak bola di mulai. Berbekal bahasa Inggris yang fasih, ia menjadi jembatan bagi investor Cina untuk menanam saham di sejumlah kub di Eropa. Sejak Juli 2012, Mao menurut laporan Der Spiegel mengikat kontrak dengan agensi Base Soccer di Inggris. Base Soccer merupakan agen kenamaan di Inggris yang membawahi sejumlah pemain seperti Kyle Walker, Danny Rose, serta Aaron Ramsey.

Laporan dari European Investigative Collaborations (EIC) menyebut bahwa Mao dan jaringannya merupakan sindikat pengatur pertandingan internasional. Bekerja sama dengan grup Anping, perusahaan yang dibentuk tiga warga Cina, Eric Mao, Bruce Ji, dan Nancy Cao, geng Mao ini memiliki andil besar hancurnya sejumlah klub kecil di Eropa.

Apa yang dilakukan oleh gang Mao ini? Hasil penyelidikan dari The Black Sea mengungkap bahwa Mao dkk ini awalnya melakukan suntikan dana kepada klub kecil di Eropa. Ia mengincar klub-klub yang bermain di kasta terendah kompetisi di satu negara Eropa.

Rencana mereka tentu saja bukan untuk menyelamatkan klub dari krisis. Ia tak memiliki tujuan jangka panjang untuk klub yang diincarnya. Tujuan utamanya jelas menang di perjudian sepak bola. Klub Portugal, Atletico Clube jadi salah satu korbannya.

Pada 2014, Mao memberikan suntikan dana kepada Atletico Clube. Dengan bendera Anping Football Club, mereka mampu menguasai 70 persen saham klub yang saat itu bermain di kasta kedua Liga Portugal. Anping grup pun mulai menguasai direksi klub tersebut.

Bruce Ji diangkat menjadi ketua dewan direksi bersama Nanco Cao. Rencana jahat pun mulai mereka mainkan. Menurut laporan UEFA, selama rentang waktu tiga musim, Atletico de Clube mendatangkan 67 pemain dengan mayoritas bebas transfer. Kontrak mereka pun tak lebih dari dua tahun.

Apa tujuannya? Para pemain ini menjadi aktor utama di balik pengaturan skor pertandingan. Yang diutamakan oleh Anping grup dan Eric Mao adalah Atletico Clube menjadi sumber uang mereka di arena judi.

Faktanya UEFA menyebut bahwa Atletico Clube dalam rentang waktu 2014 hingga 2017 terlibat kasus pengaturan skor di kasta kedua Liga Portugal.

Pola seperti ini terus dilakukan oleh Anping Grup dan Eric Mao di sejumlah klub kecil Eropa lainnya. Bahkan pada 2015, PSSI-nya Belanda menduga ada kasus pengaturan skor yang melibatkan tiga klub, Willem II, Ajax, dan Feyenoord di 2009-10 yang melibatkan dua pemain, Igors Labuts dari Latvia dan Ibrahim Kargbo dari Sierra Leone, di mana keduanya memiliki hubungan dengan Eric Mao.

Apa yang kemudian terjadi pada Atletico de Clube? Pada pertengahan 2017, hutan klub menumpuk, gaji pemain tak terbayarkan. Salah seorang pemain yang tak mau disebutkan namanya menyebut bahwa manajemen memang sengaja membuat klub tersebut hancur.

"Kondisi di sana sangat buruk. Kami sedang mandi dan ada kecoak di kamar mandi. Fasiltias sangat buruk. Saya hanya menerima gaji selama dua bulan dan memang benar manajemen ingin klub ini hancur," kata mantan pemain Atletico de Clube seperti dikutip dari laproan EIC.

Juni 2017, di satu malam, Mao dan kawan-kawannya menghilang dari klub. "Ia tak pernah terlhat lagi sejak malam itu. Kami dibiarkan begitu saja," kata pemilik Atletico yang baru, Ricardo Delgado.

Menariknya, selama rentang waktu menjadi pemilik saham di Atletico de Clube, geng Mao juga tercatat menjadi pemilik saham di Academica Clinceni (liga Rumania), MFK Vitkovice (liga Ceko), FC Jurmala (liga Latvia). Dan ketiga klub tersebut juga mengalami nasib serupa seperti Atletico de Clube.

Namun Mao lolos dari jerat hukum. Malah pada akhir 2017, Mao dkk tercatat mengambil alih klub Liga Ceko FK Mohelnice. Untuk klub satu ini, Mao dkk tidak menggunakan bendera Anping Football Club namun perusahaan dengan basis di Inggris bernama Football Investment Limited yang dijalankan sejawat mereka, Premysl Buba, seorang agen asal Ceko.

Mengapa Mao dan komplotannya tak tersentuh? Eric Mao dikabarkan memiliki jaringan bisnis yang sangat luas. Kabar yang beredar bahwa ia bisa mempengaruhi PSS-nya Cina untuk tidak memperbolehkan satu dua pemain direkrut oleh klub Cina.

Ia pun dengan leluasa pergi masuk ke satu negara serta menanamkan modal ke satu klub karena memiliki label sebagai agen resmi FIFA. Padahal pada awal 2014, UEFA sempat memberikan laporan khusus kepada federasi negara-negara Eropa untuk mewaspadai Eric Mao yang diduga sebagai bagian dari mafia judi di Asia.

Bukti kuatnya Mao terlihat pada 2012, saat ia dan rekan-rekannya menjadi pemenang hak branding mantan bintang Brasil, Ronaldo Nazario da Lima di seluruh kawasan Asia. Kabarnya gang Mao mendapat kontrak lima tahun untuk hak citra Ronaldo.

Malah legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona juga dikabarkan memiliki kontrak kerja dengan gang Mao. "Berdasarkan kesepakatan dengan Maradona, saya kira kontraknya bisa mencapai angka 3 juta dollar per tahun," kata pengacara sang bintang, Marco Motta.

Hingga saat ini Eric Mao dan komplotannya tersebut masih menghirup udara bebas. Penyelidikan hukum atas kasus yang melibatkanya di sejumlah klub kecil di Eropa masih tertutup kabut tebal. Malah pada Agustus 2018, Mao dkk kembali muncul dan membangun kecil di Spanyol bernama Racing Rioja. Mao saat itu diperkenalkan ke publik dengan nama samaran Arry dan bertempat tinggal di Austria.

Sejumlah pemain asal Cina pun datang ke klub ini. Eric Mao dkk juga menunjuk pemain dari klub itu, Jose Viegas menjadi presiden klub. Yang menarik pada musim dingin 2018, Viegas kedapatan menjadi asisten wasit di pertandingan persahabatan untuk klub-klub yang dulu dimiliki oleh Eric Mao seperti Athlone Town dan Kirils Grigorov.

Sampai detik ini, laporan dari EIC sama sekali tak mau ditanggapi oleh Eric Mao. Ia pun tak mau memberikan klarifikasi atas tudingan pengatur skor pertandingan dan perusak klub kecil di Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun