Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mental Ultras Bukan Mental Kriminalitas

12 Oktober 2018   18:06 Diperbarui: 12 Oktober 2018   18:10 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fratria | radikal.ru

Atas sepak terjangnya yang total mendukung Spartak serta usaha kreatif mereka, Fratria saat ini menjadi salah satu pendukung terkuat Spartak setelah The Aliens, kelompok pendukung Spartak lain yang juga memiliki basis pendukung terbanyak. Pavel menyebut bahwa jika ingin membela klub tidak harus menghancurkan atau membuat malu nama klub, apalagi jika klub tengah bermain di kandang.

Pavel bahkan mencontohkan praktek sederhana yang biasa diajarkan para anggota Fratria untuk urusan mencintai klub yakni jangan pernah meninggalkan spanduk dukungan di stadion, "Jangan pernah kehilangan atau meninggalkan spanduk Anda, itu akan sangat memalukan jika itu dicuri suporter tim lawan," kata Pavel.

Bicara soal spanduk dukungan, Fratria selalu memiliki pesan-pesan tersirat yang mereka tujukan bisa kepada siapa saja. Bisa ke klub lawan, pemain, atau kritikan kepada manajemen. Pesan atau gambar yang disampaikan pun lebih tersirat dibanding tersurat. Seperti spanduk Fratria yang ditunjukkan saat lawan mealwan CSKA Moskow beberapa tahun lalu.

Di spanduk itu, Fratria menuliskan kalimat "If the heart does not beat, honour is not sold out", kalimat itu mereka tujukan kepada manajemen klub sebagai bentuk kritik. Lalu ada juga spanduk bertuliskan, ""Dima Where is the Honor" yang ditujukan kepada pelatih Spartak, Dmitry Alenichev yang pada musim 2016 lalu menjadi pelatih dan gagal membuat Spartak menjadi tim kuat.

Karya-karya dalam spanduk ini dirancang secara serius oleh sejumlah anggota Fratria. Idenya berasal dari semua anggota Fratria. Biasanya dalam rentang waktu 1 bulan, 4-5 orang anggota Fratria akan duduk bareng membicarakan tema untuk spanduk, mereka berdiskusi dan memutuskan tema spanduk terbaik untuk dibentangkan saat Spartak Moskow bertanding.

Kesimpulannya, apa yang dilakukan oleh anggota dari kelompok ultras sepakbola Rusia ini mengikis stigma di masyarakat bahwa mereka yang tergabung di kelompok suporter selalu identik dengan aksi kekerasan. Mereka tetap mempertahankan semangat persaingan dengan kelompok suporter lain namun tidak melupakan slogan mereka bahwa mental ultras bukanlah mental kriminalitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun