Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tangguhnya Sepak Bola Afrika, Dari Virus HIV/AIDS ke Virus Ebola

21 September 2018   09:12 Diperbarui: 21 September 2018   22:04 2165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laga sepakbola di Liberia | theplayerstribune.com

Ada sejumlah pihak di negaranya yang tak suka dengan aktifitas Manneh dan Keita membuat pelatihan sepakbola untuk anak muda demi terhindar dari virus HIV/AIDS. "Saya menghabiskan malamn di sel yang sangat bobrok penuh dengan nyamuk dan penyakit," kata Keita seperti dilansir dari allafrica.com

Beruntung Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) turun tangan dan memberika suaka kepada kedua pesepakbola ini. Meski sebenarnya suaka politik ini juga pilihan tak mengenakkan karena artinya kedua pesepakbola ini harus terusir dari negaranya sendiri karena melakukan hal positif.

Tak hanya soal virus HIV/AIDS, virus Ebola juga jadi hal yang mengungkung para pesepakbol di Afrika. Laporan dari Jim Tuttle di theplayerstribune.com memaparkan bagaimana kejamnya penyebaran virus Ebola yang mematikan ruang gerak anak muda di Afrika.

Dalam laporan yang difokuskan ke negara George Weah, Liberia tersebut saat pertama kali munculnya virus Ebola pada 2014, pemerintah Liberia mengeluarkan aturan yang melarang warganya beraktifitas diluar ruangan. Seketika kota-kota di Liberia menjadi kota hantu.

Namun ditengah serangan berbahaya daripada serangan teroris, sejumlah orang di Liberia memberanikan diri mempertaruhkan nyawa mereka untuk tetap menjalankan budaya di Liberia, bermain sepakbola.

Laga sepakbola di Liberia | theplayerstribune.com
Laga sepakbola di Liberia | theplayerstribune.com
Semarak bermain sepakola di bawah ancaman penyebaran virus Ebola menjadi pemandangan tersendiri di Liberia. Masyarakat kota terlihat sangat antusias, mereka seolah tak mempedulikan himbauan dari presiden mereka untuk tidak bermain sepakbola saat status darurat diberlakukan.

Wajah-wajah penuh semangat dan antusias terlihat jelas di laki dan perempuan saat mereka berbondong-bondong datang ke lapangan sepakbola. Lapangan yang terlihat seperti kubangan kerbau di tengah sawah. Berlumpur dan basah.

Sepakbola jadi 'obat' mujarab bagi mereka dari virus Ebola. Sepakbola buat mereka tak gentar meski esok atau beberapa hari lagi bisa masuk rumah sakti dan merenggang nyawa karena Virus Ebola. Para pemuda di Liberia ini seolah berkata, "virus ebola tak membuat kami berhenti main sepakbola".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun