Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ada yang Salah dengan Mohamed Salah?

19 September 2018   11:42 Diperbarui: 19 September 2018   12:21 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik kemenangan dramatis Liverpool atas PSG 3-2 di Stadion Anfield pada pekan perdana Liga Champions 2018/19 ada satu sosok yang menyita perhatian saya, ia adalah Mohamed Salah. Saya merasa ada yang salah dengan Salah musim ini.

Setelah perhelatan Piala Dunia 2018 dan tidak mampu berbuat banyak untuk Mesir di Rusia, Salah datang kembali ke Anfield dengan gaya permainan musim lalu. Ia tak langsung nyetel dengan permainan impresif Liverpool musim ini.

Salah memang masih tajam, ia sudah mengoksi 2 gol di musim ini. Namun seperti ada yang 'aneh' dengan permainan Salah musim ini. Sorotan bertambah jadi untuknya usai laga Liverpool dinihari tadi, 19 September 2018.

Salah tertangkap kamera tampak tak suka dengan gol penentu kemenangan Liverpool yang dicetak oleh Roberto Firmino, pemain yang masuk menggantikan dirinya. Dikutip dari mirror.co.uk, Salah tampak membanting botol minuman dari bench saat gol Firmino terjadi.

Apa makna dari dibalik aksi banting botol Salah tersebtu? Sebagaian fans menganggap bahwa aksi itu dilatarbelakangi karena Salah merasa lega The Reds meraih angka penuh di laga perdana, namun ada juga yang berspekulasi bahwa Salah seperti kesal karena tak jua mampu berkontribusi untuk Liverpool musim ini.

Saya pribadi melihat memang ada rasa frusatasi dari Salah di awal musim ini. Torehan gelar pribadi yang disematkan pada dirinya pada musim lalu tentu membuat Salah mendapat beban berat di musim ini untuk kembali mengulangi.

Bukan hal mudah bagi seorang pemain bisa mengulangi capaiannya di musim sebelumnya. Apalagi jika bicara ketatnya Liga Inggris, sulit buat seorang striker bisa langsung tune in pada musim baru, meskipun klubnya tak banyak mengalami perubahan berarti seperti Salah di Liverpool.

Namun di sisi lain, saya berpendapat bahwa Salah sebenarnya masih berada di dalam kondisi tubuh tak fit 100 persen. Hal itu tampak sebenarnya di laga melawan PSG, saat mengambil corner kick, Salah tampak membuka jerseynya, terlihat ada plester di bahu sebelah kanannya.

Pada laga final Liga Champions musim lalu, aksi brutal dari bek Real Madrid, Sergio Ramos memang membuat Salah mendapat cedera pada bahu kirinya. Ia pun sebenarnya diprediksi sulit tampil di Piala Dunia 2018 bersama Mesir.

Akan tetapi publik Mesir sangat berharap Salah bisa memperkuat The Pharaoh di Rusia. Segala macam usaha dilakukan oleh tim medis Mesir agar Salah bisa fit di Piala Dunia.

Ia bahkan harus menerima banyak suntikan penahan rasa sakit untuk bisa tampil di Rusia. Hasilnya, ia memang bisa mencetak 2 gol di Rusia, namun secara permainan Salah tidak seperti sebelum ia mengalami cedera. Mesir pun hanya menjadi juru kunci di grup A Piala Dunia 2018.

Tentu kita juga tak bisa menyalahkan Klopp sebagai pelatih, karena taktik dan gaya permainan pria Jerman itu di Liverpool musim ini tak banyak berubah seperti musim lalu.

Seperti diketahui publik, dibalik ketajaman Salah musim lalu, faktor utamanya karena permainan Liverpool begitu menopang agresifitas eks pemain Fiorentina tersebut.

"Kami membantu dia (Salah), manajer membantu dan gaya bermain tim ini banyak membantu dia. Dia tidak bermain dalam gaya itu sewaktu bersama Basel, Chelsea atau Roma," kata Dejan Lovren, rekan Salah beberapa waktu lalu.

Artinya apakah Salah di musim ini tak banyak mendapat sokongan seperti musim lalu? Komentar dari eks pemain Liverpool era 80-an John Aldridge bisa menjawab pertanyaan itu.  

Aldrige mengatakan bahwa ada sedikit keegoisan pada diri Salah pada musim ini, utamanya di laga melawan Spurs. Salah banyak mendapat sejumlah peluang namun ia terlalu egois untuk mencatatkan namanya di papan skor.

"Khususnya Salah dan Mane terlalu egois beberapa kali dan mencoba mencetak gol untuk diri mereka sendiri saat seharusnya mereka mengutamakan rekan setim." kata Aldrige seperti dinukil dari skysports

Kesimpulannya saya menduga bahwa beban untuk mengulang raihan pribadi di musim lalu membuat permainan Salah tak sepadu dulu, Klopp sepertinya sudah melihat itu di sesi latihan. Keputusannya Salah lebih banyak berada di bangku cadangan. Ditambah faktor fisik membuat Salah di awal musim ini tak secemerlang musim lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun