Sebaliknya waktu musim kekeringan bikin paceklik, pemerintah muncul di TV beri ide-ide, giliran musim bersahabat dengan petani, pemerintah lalu bikin kunjungan luarnegeri.
Jangan seperti orang kebakaran jenggot, sebab jika demikian, maka percuma duduk di pemerintah, apalagi pemerintah itu berjalan karena pajak rakyat.
Oktober sampai Desember ini adalah masa kampanye bikin bersih, bersih lingkungan, bersih sungai, bersih moral, bersih hati.
Masakah rakyat Sulawesi Utara itu jorok? Tidak mengerti bersih? Tidak tahu menjaga lingkungan?
Coba pemerintah kencang hukum; tangkap orang yang buang sampah, di jalan, di sungai, di kebun, di gunung, di sekolah, di gereja, di kantor gubernur, dimanapun, denda tinggi-tinggi; jangan cuma pamflet atau himbauan, tapi lakukan dan terapkan.
Coba pemerintah bongkar rumah, toko, kios, beton, bedeng, kantor yang berdiri di DAS sungai, got, selokan, jalan air, jalur irigasi, denda tinggi-tinggi; itu baru pemerintah yang ada gigi.
Masakah pemerintah Sulawesi Utara ompong tindakan?
Kalau datang banjir, orang yang kena banjir tangis-tangis teriak kepada pemerintah, dan pemerintah cuma bilang siapa suruh tinggal di lokasi banjir; tapi pemerintah tidak ada usaha relokalisasi, dengan alasan klasik, “berat”.
Kok pemerintah Sulawesi Utara tidak bisa mengatur propinsinya? Masalahnya karena tidak konsisten. Ada rencana, terus dirapatkan, lalu ditinggalkan.
Kapan Sulawesi Utara bisa jadi Hawai, propinsi wisata, jika tidak mau berbenah?
Coba lihat, air sungai hitam, tepian sungai busuk, muara tempat sampah, jalan raya kotor, halaman rumah jorok; ck,ck,ck, Sulawesi Utara itu bagai orang cuci muka, ingus dan tai mata malah melebar di wajah.
Mari mulai dari bersih, cegah sampah, cegah banjir, baru itu dinamakan Pemerintah Sulawesi Utara. Mari mulai dari kantor Gubernur, bikin bersih, jangan berantakan begitu; lalu terus meluas, ke kantor pemerintah lainnya, ke gedung lainnya, ke toko-toko, ke tempat ibadah, ke pelabuhan, ke airport, ke sekolah-sekolah, ke rumah-rumah, got-got, jalan kampung, gang-gang, jalan raya, ke desa, ke kebun, ke gunung, sampai Sulawesi Utara menjadi indah, cocok dan tidak bohong, memang Sulawesi Utara adalah propinsi wisata.