Pak Iwan begitu peduli bahkan kepada mereka yang bukan pegawai tetap sekalipun. Selian itu Pak Iwan dikenal sebagai pribadi yang sederhana, selama menjalankan tugasnya di PLN Area Sumedang maka selama itu pula beliau tak jarang datang ke kantor menggunakan kendaraan umum seperti bus dan angkot.Â
Pak Iwan adalah orang yang selalu pertama tiba di kantor namun juga orang yang paling terakhir pulang. Pak Iwan termasuk pemimpin yang enggan dilayani karena selama dia bisa melakukannya sendiri maka akan Pak Iwan lakukan sendiri. Tidak ada jarak antara Pak Iwan dengan para pegawai dan pegawai outsourcingnya.Â
Pak Iwan dapat menyesuaikan situasi jika bersama anak muda maka yang banyak ia lakukan adalah memberikan motivasi namun jika bersama dengan orang yang sepantara atau bahkan yang lebih tua Pak Iwan selalu bertukar pengalaman. Pak Iwan dalam kisah yang saya dengar adalah pribadi yang selalu menghargai orang lain, siapapun mereka tidak peduli apapun pangkat dan jabatannya. Tidak heran jika saat ini beliau sangat dihargai banyak orang, karena untuk dapat dihargai orang lain maka terlebih dahulu kita harus mau menghargai orang lain.Â
Kisah tentang Pak Iwan Purwana yang sering mengudara ketika saya masih melakukan OJT di PLN Area Sumedang semakin menjadikan beliau sebagai panutan saya. Ketika saya pasrah dan merasa tidak mungkin bertemu dengan beliau, tiba-tiba dengan seizin Allah, Pak Iwan memilih PLN Area Sumedang sebagai tuan rumah penyelenggara rapat pimpinan PLN Distribusi Jawa Barat. Saat itu hadirlah Pak Iwan selaku GM, jajaran Manajer Bidang, serta para Manajer Area dimana semuanya berkumpul di lokasi yang sama dengan tempat saya berada. Saya kembali beruntung, karena saat rapat berlangsung tidak ada yang boleh masuk keruangan rapat, akan tetapi saya bisa bebas keluar masuk karena ketika itu saya ditugaskan sebagai operator, notulen, dan juga orang yang membantu jikalau ada diantara peserta rapat membutuhkan apapun.
Seorang GM yang kisahnya banyak diceritakan oleh seluruh keluarga besar PLN Area Sumedang ada di hadapan saya kala itu. Dan benar, prilaku dan lisan Pak Iwan sangat berwibawa dan menunjukan dalamnya ilmu yang beliau miliki. Pak Iwan memiliki postur tubuh yang ternyata tidak terlalu tinggi bahkan bisa dibilang kecil dan pendek, namun siapa sangka dibalik tubuhnya yang kecil beliau lah alasan mengapa Jawa Barat menjadi semakin terang seperti sekarang.Â
Pak Iwan adalah Gubernur PLNnya Jawa Barat, beliaulah pengambil keputusan tertinnggi di Distribusi Jawa Barat. Ditangannya PLN Distribusi Jawa Barat semakin maju bahkan 20 persen revenue PLN bersumber dari Distribusi Jawa Barat. Pak Iwan telah meraih bayak sekali prestasi, pria yang sangat mencintai budaya sunda ini juga selalu berbagi ilmu kepada setiap pegawai yang ditemuinya.
Alhasil karena tidak mau beliau repot akhirnya saya yang menawarkan untuk menyediakan kopi untuk Beliau dan suatu kehormatan untuk saya. Urusan kopi selesai. Bukankah tugas besar itu diawali dari tugas sederhana terlebih dahulu?. Boleh jadi saya hanya menyediakan kopi saja saat itu, namun boleh jadi dalam beberapa tahun kedepan saya bisa menyediakan laporan kinerja dan menyelesaikan berbagai tugas besar untuk Pak Iwan. Atau mungkin suatu hari kita bisa minum kopi bersama.
Diakhir kegiatan rapat pimpinan akhirnya saya dapat berbincang-bincang sejenak dengan beliau, walau tidak lama namun pembicaraan yang singkat itu diakhiri dengan pesan beliau kepada saya dan kawan-kawan laskar OJT Sumedang. Beliau berkata "ayo buat Sumedang bangga, kalau saya bisanya sampai segini kamu harus lebih dari saya. Karena besok ya kalian-kalian ini yang menggantikan saya. Titip Sumedang ya!". Itulah doa beliau untuk kami saat itu.Â
Tepat tanggal 17 Maret 2016 setelah Ashar itulah saat beliau mengucapkan pesan motivasi sekaligus amana kepada kami. Saya dapat bertatap muka dan berjabat tangan dengan beliau, semoga amanah bapak dapat saya laksanakan. Ditengah padatnya kesibukan Pak GM, beliau tetap mau meluangkan sedikit waktunya untuk memberikan motivasi dan mengingatkan kami generasi penerus PLN. GM yang sungguh baik dan rendah hatinya. Ibarat padi yang semakin berisi semakin merunduk, itulah Pak Iwan Purwana.