Selain komponen utama dalam candlestick, terdapat dua warna yang digunakan dalam candlestick yaitu merah dan hijau. Merah berarti terjadi penurunan harga saham (bearish) yang berarti harga penutupan lebih rendah dari harga pembukaan.Â
Selain itu, untuk memprediksi peningkatan harga aset kripto terjadi peningkatan akan ditandai dengan warna hijau. Artinya, harga aset kripto yang dilihat memiliki peningkatan dibandingkan dengan harga penutupan.Â
Sedangkan, jika candlestick yang dimunculkan tidak berwarna, kondisi pasar kripto sedang mengalami bearish. Pun sebaliknya, jika warna putih yang muncul, maka kondisi market crypto  mengindikasikan situasi bullish.
Jenis jenis pola candlestick
Setelah memahami apa itu candlestick ? Kamu pun harus mengerti jenis jenis pola candlestick yang bisa menghasilkan keuntungan. Diantaranya Marubozu, Doji, dan Hammer. Penasaran seperti apa penjelasannya? Mari Kita bahas satu-persatu.Â
Marubozu
Pola candlestick yang pertama adalah Marubozu. Jenis pola candlestick seperti ini tidak memiliki bayangan, sehingga akan terlihat layaknya kepala tanpa rambut. Marubozu mengindikasikan pergerakan sinyal yang kuat dari sisi buyer atau seller pada periode ke depan.
Pada pola Marubozu akan terlihat sinyal bullish atau bearish yang sangat bergantung pada harga open dan close yang terlihat di candle. Menariknya, pada pola ini tingkat akurasi yang dihasilkan cukup tinggi. Sehingga layak dijadikan salah satu pola andalan untuk membaca tren.
Doji
Yang tak kalah menarik, jenis pola candlestick berlabel Doji. Pada pola ini, karakteristik candlestick memiliki tampilan yang begitu kompleks. Memiliki bodi yang begitu tipis dan tampak terlihat layaknya garis, karena posisi harga pembukaan dan penutupan sama. Hal ini dikarenakan dari sisi buyer dan seller tak mampu untuk memegang kendali.
Pada pola Doji sinyal konsolidasi akan memberikan informasi menyoal kepastian arah untuk melihat pergerakan harga selanjutnya. Meski demikian, pada Doji dibutuhkan konfirmasi dari bar candlestick berikutnya.
HammerÂ