Konsep Diri Teori Hurlock
Menurut Hurlock (2005), konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri, yang terdiri dari keyakinan mereka tentang fitur fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi, dan pencapaian. Jika seseorang tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan menyesuaikan diri dengan tugas perkembangan, seperti individu lain, mereka akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan konsep diri mereka sendiri (Hurlock, 1997). Menurut Hurlock (1973), faktor-faktor itu adalah bentuk tubuh, cacat tubuh, pakaian, nama dan julukan, inteligensi kecerdasan, aspirasi dan cita-cita, emosi, status sosial dan ekonomi, keluarga, teman-teman, dan orang-orang yang berpengaruh Apabila berbagai faktor itu memiliki kecenderungan untuk menimbulkan perasaan positif, seperti bangga dan senang, maka muncul konsep diri yang positif.
Hurlock (1997) membahas konsep diri dalam dua tingkatan, masing-masing memiliki karakteristik berikut:Â
1. Konsep diri positif
Individu mengembangkan kualitas seperti kepercayaan diri, rasa harga diri, dan kemampuan untuk memiliki perspektif realistis tentang dirinya sendiri. Kemudian menilai hubungan orang lain dengan benar, yang mendorong penyesuaian sosial dan pribadi yang baik.Â
2. Konsep diri negatif
Persepsi diri negatif Individu akan mengalami perasaan rendah diri dan tidak mampu. Rasa ragu dan tidak percaya diri akan mengganggu penyesuaian sosial dan pribadi.
Metode Observasi (Wawancara)
Dengan metode observasi ini menggunakan penelitian teknik wawancara pada salah satu siswi SMA Keluarga Widuri Jakarta Selatan yang berinisial W. Selama wawancara, peneliti berkomunikasi langsung dengan W untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang pemikirannya tentang konsep diri dan dampak lingkungannya.Â
Hasil Observasi
Konsep Diri Positif
1. Pentingnya Konsep Diri:Â
Konsep diri sangat penting bagi kepribadian manusia karena mempengaruhi cara seseorang melihat dan berinteraksi dengan dunia. Orang-orang dengan konsep diri positif cenderung optimis, percaya diri, dan berperilaku positif dalam berbagai situasi, yang dapat membantu mereka mengatasi tantangan hidup.Â
2. Menyelesaikan Konflik:Â
Sangat penting untuk tetap tenang dan tidak membiarkan emosi seperti amarah menguasai Anda. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan mengambil napas dalam-dalam, berusaha memahami sudut pandang orang lain, dan mencari solusi yang saling menguntungkan tanpa terjebak dalam emosi negatif.Â
3. Penilaian atau pengaruh dari orang lain  dalam memandang diri sendiri secara negatif
(W) pernah merasakan kritik dari orang tua dan sehingga dapat mempengaruhi pandangan mereka tentang dirinya secara negatif. Orang tua sebagai figur otoritas: Anak-anak cenderung sangat menghormati dan percaya pada pendapat orang tua mereka. Kritik yang diberikan oleh orang tua mereka seringkali dianggap benar.
Formasi identitas: Masa kanak-kanak adalah masa penting dalam pembentukan identitas diri. Karena kritik terus-menerus, anak dapat kehilangan kepercayaan diri dan merasa tidak mampu atau tidak cukup.Â
4. Pengalaman masa kecil
Menurut siswi (W) sangat setuju bahwa pengalaman masa kecil yang tidak mendukung dapat menyebabkan konsep diri negatif. karena jika seorang anak sering dikritik atau tidak mendapatkan dukungan emosional dari orang tuanya, hal ini dapat menyebabkan konsep diri negatif di masa depan sehingga menjadi teringat terus menerus.
5. Adaptasi terhadap Pengalaman Baru:
Menumbuhkan keterampilan komunikasi yang baik, meminta dukungan dari teman atau keluarga, dan bersedia belajar dari pengalaman sebelumnya dapat membantu seseorang beradaptasi dengan lebih baik.Â
Konsep Diri Negatif
1. Konsep diri secara negatif
Pendapat (W) itu terhadap konsep diri negatif yaitu perasaan rendah diri, ketidakpuasan dengan diri sendiri, dan keyakinan bahwa seseorang tidak dapat mencapai tujuan adalah tanda konsep diri negatif, yang dapat menghambat pertumbuhan seseorang dan menyebabkan masalah mental seperti kecemasan atau overthinking.Â
2. Pengalaman selama sekolah
Dalam pengalaman (W) selama masa sekolah cara memandang dirinya sendiri itu menjadi lebih aktif dari masa sekolah sebelumnya sehingga  (W) merasa lebih nyaman untuk berkomunikasi dan mengambil inisiatif karena lingkungan sekolah yang mendukung, serta mencakup bimbingan dari guru dan interaksi positif dengan teman sebaya.Â
3. Kritik atau penilaian dari lingkungan
Konsep diri seseorang memang dapat dipengaruhi oleh kritik atau penilaian negatif dari guru atau teman-teman saat belajar. Jika siswa sering menerima kritik, mereka mungkin merasa tidak dihargai dan kehilangan kepercayaan diri. Akan tetapi, dari percaya diri itu dapat membangkitkan kembali rasa percaya diri itu sebagai pembelajaran untuk ke depannya menurut (W).
4. Peran Orang tua
Keluarga memainkan peran penting dalam pembentukan konsep diri pada anak. Siswi (W) mengatakan bahwa pesan negatif dari orang tua, seperti kritik berlebihan atau kurangnya dukungan emosional, terus mempengaruhi pandangan mereka tentang diri mereka hingga saat ini. Namum (W) ini berusaha untuk menjadi lebih baik dan giat dalam apapun itu terutama dalam belajar.
5. Mengubah konsep diri negatif
Ada beberapa cara untuk mengubah konsep diri negatif menjadi positif. Salah satunya adalah melalui terapi atau konseling, yang membantu orang memahami dan mengatasi pikiran negatif tentang diri mereka. Selain itu, memperoleh keterampilan positif dan mendapatkan dukungan sosial dari teman dan keluarga juga dapat berkontribusi pada perubahan tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H