Berbeda dengan espresso yang dapat dibuat dengan mesin, manual brew coffee sengaja dibuat secara manual dengan keterampilan sang barista kopi. Kopi yang diseduh secara manual akan menghasilkan rasa dan aroma kopi yang lebih nikmat. Pasalnya, proses kontak antara air dan kopi yang relatif lama dapat membuat rasa kopi semakin spesial.
Bagi para pecinta kopi manual brew, sebaiknya kamu mengetahui beberapa jenis kopi manual brew yang populer disajikan di cafe berikut ini.
POUR OVER
Pour over adalah metode penyeduhan kopi dengan cara menyiramkan air ke atas bubuk kopi yang ditaruh dalam alat berbentuk kerucut di bagian bawahnya, sehingga air seduhan mengalir ke dalam gelas saji. Alhasil, cita rasa kopi menjadi lebih halus dan jernih tanpa ada crema di atas permukaannya.
Meski demikian, aroma dan cita rasa kopi hasil seduhan metode pour over tetaplah memikat. Terdapat dua varian alat seduh kopi pour over yang umum dipakai di cafe, yaitu V60 dan Chemex.
MOKA POT
Moka Pot adalah alat pembuat kopi manual yang dipakai untuk menyeduh kopi dengan memanaskan air yang diberi uap. Namanya diambil dari nama sebuah kota di Yaman, yaitu Kota Mocha.
Alat ini ditemukan oleh seorang insinyur berkebangsaan Italia bernama Alfonso Bialetti pada tahun 1933. Moka Pot bisa menjadi alternatif mesin espresso yang relatif lebih terjangkau.
KOPI TUBRUK
Dari segi bahasa, tubruk diambil dari bahasa Jawa yang berarti "tabrak" atau bertubrukan. Istilah ini dikenal karena membuat kopi tubruk berarti menerpa atau "menabrakkan" air panas dan bubuk kopi secara langsung tanpa memakai mesin atau alat tertentu. Kopi tubruk bisa ditambahkan gula atau elemen ekstra lain sesuai selera.
PLUNGERÂ ATAUÂ PRESS
Metode plunger atau press biasanya memakai sebuah alat yang memiliki jaring plunger. Fungsinya untuk menyaring ampas kopi bisa sehingga dapat menghasilkan minuman kopi yang jernih dan memiliki hanya sedikit crema.
Meski metode press atau plunger memakai tekanan, tetapi tekanan yang dipakai tidak sebesar mesin espresso. Terdapat dua jenis alat seduh kopi plunger yang dapat dijumpai saat ini, yakni Aeropress dan French Press.
VIETNAM DRIP
Ciri khas Vietnam Drip adalah alat penyaring yang mirip seperti gelas untuk menempatkan bubuk kopi. Alat penyaring ini ditaruh di atas sebuah gelas yang sudah ditambahkan susu kental manis.
Metode untuk membuat vietnam drip sama seperti pour over, yaitu menuangkan air panas hingga melewati bubuk kopi dan tercampur dengan susu kental manis di dalam gelas. Di Vietnam sendiri, minuman kopi ini lebih populer dengan sebutan c ph .
VACUUM POT
Metode vacuum pot atau syphon biasanya menggunakan alat seduh kopi yang menyerupai tabung reaksi kimia seperti yang kita jumpai di laboratorium. Meski masih ada yang menggunakan teknik ini, namun kebanyakan cafe saat ini sudah memilih meninggalkan metode vacuum pot karena tergolong rumit dan kurang efisien waktu.
Pada alat vacuum pot terdapat dua tabung dan sebuah pemanas. Tabung pertama berada di sisi atas sebagai tempat memroses bubuk kopi, dan tabung di bagian bawah sebagai wadah hasil ekstraksi kopi.
COLD BREW
Terakhir adalah teknik manual brew yang dikenal sebagai cold brew. Dinamakan demikian karena teknik ini tidak memakai air panas. Cold brew dapat dibuat dengan cara merendam kopi bubuk dalam wadah tertutup rapat.
Hasil rendaman kopi kemudian disimpan dalam lemari es selama 8 -- 20 jam. Semakin lama disimpan, maka akan semakin pekat kopinya, tergantung seberapa pekat kopi yang diinginkan.
Dengan teknik cold brew, maka tingkat keasaman kopi yang dihasilkan menjadi lebih rendah dibandingkan jenis kopi yang diseduh memakai air panas. Itulah sebabnya cold brew lebih ramah bagi mereka yang memiliki penyakit maag atau asam lambung.
Jadi, para pecinta kopi manual brew, mana saja teknik seduh yang sudah Anda coba?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H