Mohon tunggu...
INDIRAWATI LEZTIYANI
INDIRAWATI LEZTIYANI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Iklan Teh Pucuk Harum 2020 Dalam Sebuah Analisis Semantik

7 Desember 2020   15:44 Diperbarui: 26 April 2021   13:35 7676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iklan Teh Pucuk Harum 2020 dengan slogan “Bikin Seger Di Mana Aja!” Youtube/@Iklan TV Indonesia HD

Pada iklan ini, penggunaan kata “haus” menggambarkan makna leksikal yang tegas dan tidak diperbandingkan dengan makna lain. Di luar sana, “haus” dapat diinterpretasikan dengan sendirinya yang berasal dari observasi. Dikarenakan iklan ini menjual minuman, maka haus sangat ditonjolkan sebagai kondisi bagian leher yang kering setelah mengonsumsi makanan.

Tidak hanya haus, beberapa kata yang digunakan juga dapat dilihat maknanya secara leksikal, seperti “seger” dengan makna rasa setelah minum, lalu ada “lagi”, “manis”, hingga “pedas”. Akan tetapi, sekali lagi ini merupakan iklan minuman, sehingga leksem-leksem yang digunakan akan selalu digambarkan dengan kondisi haus dan minum setelah makan/beraktivitas.

  • Analisis Komponensial

Analisis ini memiliki sudut pandang bahwa menganalisis makna yang terkandung dalam setiap kata harus melihat beberapa komponen ataupun ciri-ciri yang membentuk makna tersebut. Pada studi semantik, analisis komponensial sangat berguna untuk melihat lebih jauh makna dalam kata dengan sinonimi. Oleh karena itu, analisis komponensial banyak digunakan dalam menganalisis kecocokan sebuah kalimat.

Semenjak penggunaan analisis ini dipercaya cocok dengan analisis terhadap kata sinonimi, analisis ini tidak digunakan dalam kata sinonimi karena di dalam iklan ini tidak menggunakannya. Akan tetapi, terdapat kata yang dapat dilihat secara komponennya, yaitu “nyangkut” dalam kalimat “gak nyangkut di leher”. Kata “nyangkut” secara komponen tentu berbeda dengan “nyangkut” sebagai kondisi terkaitnya sebuah benda dengan benda lain.

Kata “bikin” dalam dua kalimat “gak bikin haus lagi” dan “bikin seger di mana aja” secara komponen memiliki makna sebuah kepuasan yang didapat setelah meminum Teh Pucuk Harum. Akan berbeda komponennya jika disandingkan dengan kalimat lain, yang pada umumnya “bikin” bermakna membuat sesuatu benda.

  • Analisis Medan Makna

Medan makna menurut Chaer (2002) menjelaskan bahwa itu merupakan salah satu bagian dari semantik yang menggambarkan realitas di wilayah yang terejawantahkan dalam unsur-unsur kata dengan makna-maknanya. Pada studi linguistik, kata-kata itu dikelompokkan atas kesamaan ciri-ciri semantiknya, dan kata-kata tersebut digambarkan sebagai kata dengan medan makna yang sama.

Iklan Teh Pucuk Harum sebagai iklan minuman ini terlihat menggunakan kata-kata yang tergabung dalam medan makna yang sama dengan ciri-ciri semantiknya. Beberapa kata yang sudah penulis sebutkan sebelumnya seperti “di luar” dan “di dalam” dengan medan makna tempat, lalu “seger” dan “nikmat” dengan medan makna output/hasil, hingga “pedas”, “manis”, dan “haus” sebagai medan makna dalam menggambarkan rasa.

Kesimpulan

Analisis semantik berguna bagi kita untuk memahami makna dari sebuah iklan. Tidak mengherankan, jika banyak iklan yang terus menempel di ingatan kita karena penggunaan semantiknya yang pas dan kontekstual dengan produk/jasa yang dijualnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun