Mohon tunggu...
Indira Oktavia Raja Gukguk
Indira Oktavia Raja Gukguk Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Riau. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Ekonomi Pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Opini: Surplus Vs Defisit di Tengah Pandemi

27 Desember 2021   10:35 Diperbarui: 28 Desember 2021   17:04 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     

(Perekonomian Indonesia di Tengah Pandemi ) Sumber gambar : by Indira Oktavia. 

Sudah hampir 2 tahun virus korona ada di Indonesia semenjak awal kedatangan nya pada 2 Maret 2020 lalu yang pada awalnya hanya menjangkiti 2 orang saja. Semua tatanan kehidupan manusia seketika berubah, memaksa seluruh lapisan masyarakat untuk mengikuti pola hidup baru, serta bertahan dalam situasi pandemi yang menyiksa ini. Meskipun persoalannya adalah kesehatan namun yang paling berpengaruh adalah tingkat perekonomian negara, semua target yang telah disusun oleh Pemerintah harus terhenti karena Pandemi Covid-19 ini.

Tidak hanya itu para Pengusaha, sektor Usaha Mikro,Kecil dan Menengah pun mengalami penurunan pendapatan, semua mengalami dampak dari Covid-19.

Banyak tantangan yang harus diselesaikan oleh Pemerintah untuk mengembalikan kondisi negara ini agar kembali pulih. Salah satu kebijakan yang dilakukan Pemerintah adalah dengan memberlakukan pajak intensif, pemerintah melalui Menteri Keuangan Nomor 23 Tahun 2020 (PMK 23 Tahun 2020) Tentang Intensif Pajak Untuk Wajib Pajak Ter dampak Wabah Virus Covid-19. Pemberian intensif ini sebagai tanggapan dari pemerintah atas menurunnya produktivitas para pelaku usaha.

Sebelumnya wacana mengenai pemberian intensif pajak ini sudah sempat beredar di kalangan wajib pajak yang menurun drastis akibat wabah ini. Covid-19 sendiri sudah dinyatakan sebagai bencana non alam yang memengaruhi stabilitas ekonomi dan juga penerimaan negara oleh pemerintah.

Lalu bagaimana perekonomian negara indonesia ditengah pandemi ini? Mungkin orang akan menyangka bahwa penerimaan negara tidak sebanding dengan pengeluaran, sehingga dapat dikatakan bahwa ekonomi indonesia mengalami defisit. Mengingat bahwa banyak pengeluaran untuk para pasien yang terkena Covid-19, vaksinasi, bantuan untuk sektor Usaha Mikro,Kecil dan Menengah dan banyak lagi.

Tetapi siapa sangka meski sedang berjuang melawan Covid-19, neraca perdagangan Indonesia justru Surplus. Berdasarkan siaran pers 15 Juli 2021 oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Republik Indonesia. Ekspor dan Impor Indonesia mengalami peningkatan, hal tersebut menunjukkan aktivitas ekonomi di Indonesia terus pulih.

Surplus Neraca Perdagangan telah dialami selama 14 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, termasuk pada Juni 2021 yang surplus sebesar US$1,32 miliar. Secara historis, surplus pada 2020 bahkan mencapai rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir dengan mencatatkan nilai sebesar US$21,62 miliar.

Kita patut bangga, karena meski diterjang "badai" Indonesia mampu menunjukkan bahwa negara ini masih dapat bertahan. Menyangka serta mengira bahwa negara akan hancur tak berdaya nyatanya masih mampu berdiri dan menunjukkan kelayakannya.

Mengulik dari berbagai sumber salah satunya yaitu informasi dari data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia November 2021 tetap tinggi mencapai 3,51 miliar dolar AS, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 5,74 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia terus mencatat nilai positif sejak Mei 2020. Dengan ini menunjukkan angka yang signifikan neraca perdagangan Indonesia pada Januari sampai November 2021 secara keseluruhan mencatat surplus 34,32 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 19,52 miliar dolar AS.

Tidak berhenti sampai Juni, Indonesia terus mempertahankan pencapaian neraca perdagangan yang terus mengalami surplus sampai akhir tahun 2021 ini. Lagi-lagi sungguh tak terduga jika tidak adanya pandemi ini, kita mungkin akan berpikir bahwa ini adalah hal yang wajar, tetapi mengingat kondisi negara saat ini, tentu ini adalah suatu pencapaian yang sangat baik bagi perekonomian Indonesia.

Bank Indonesia juga memberikan pandangan mengenai surplus neraca perdagangan tersebut karena mereka turut andil dalam surplusnya neraca perdagangan yaitu, berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Jika kita cari tahu, penyebab dan faktor apa sebenarnya yang menyebabkan neraca perdagangan Indonesia Surplus? Jawabannya adalah surplus neraca perdagangan November 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap tinggi ditengah defisit neraca perdagangan migas yang meningkat. Pada November 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 5,21 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Oktober 2021 sebesar 6,61 miliar dolar AS. Ekspor nonmigas pada November 2021 tercatat sebesar 21,51 miliar dolar AS, sedikit meningkat dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 21,00 miliar dolar AS.

Tidak sampai disitu ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara serta produk manufaktur, seperti karet dan barang dari karet serta logam mulia dan perhiasan/permata, tercatat meningkat. Ya, tentu saja karena Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam.

Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan pemulihan permintaan global. Sementara itu, impor nonmigas meningkat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut. Adapun, defisit neraca perdagangan migas meningkat dari 0,87 miliar dolar AS pada Oktober 2021 menjadi 1,69 miliar dolar AS pada November 2021, dipengaruhi oleh kenaikan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor migas.

Sangat disayangkan, defisit dari neraca perdagangan migas meningkat, kita memang pada awalnya mengekspor migas tersebut, tetapi, karena ketidakmampuan Indonesia dalam mengelola migas, kita harus impor lagi, dan ya harga nya tentu akan lebih mahal, kita yang jual kita yang beli lagi.

Berdasarkan data bukti di atas yang diperoleh dari Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia dan Departemen Komunikasi Bank Indonesia, dapat dilihat bahwa perekonomian negara Indonesia sangat ditopang besar oleh ekspor migas dan nonmigas.

Di tengah pandemi besar yang tak kunjung berkesudahan ini, Neraca Perdagangan Indonesia masih dapat Surplus (mengalami kenaikan ) yang tentu nya semua anggaran yang di terima akan di pergunakan untuk kebutuhan utama negara yaitu vaksinasi. Kita tahu bahwa Indonesia mengimpor banyak jenis vaksinasi dari berbagai negara seperti Cina dan Inggris.

Meski tidak semua, satu diantaranya yang mengalami defisit adalah migas, tetapi bila kita akumulasikan dari segala aspek ekspor keluar negeri, maka satu hal ini, tidak berarti besar, itu sebabnya neraca perdagangan Indonesia dapat dikatakan Surplus.

Tetapi tidak semata mata, hanya karena Neraca Perdagangan Indonesia mengalami Surplus, APBN baik-baik saja, meskipun pada akhir November lalu, Menkeu mengatakan bahwa APBN Indonesia mengalami penurunan defisit, tidak berarti APBN stabil.

Kita tetap memiliki utang pada negara lain, hanya saja pemulihan perekonomian Indonesia ditengah Pandemi ini dapat dikatakan berjalan dengan baik.

Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia bahkan seluruh dunia berharap agar Pandemi ini segera berlalu, dan keadaan negara dapat pulih serta kembali seperti sebelumnya.

Besar harapan bahwa Indonesia juga tidak hanya ekspor sumber daya alam, akan tetapi dapat mengelolanya sendiri dengan sumber daya manusia yang inovatif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun