Mohon tunggu...
Indira Oktavia Raja Gukguk
Indira Oktavia Raja Gukguk Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Riau. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Ekonomi Pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Opini: Surplus Vs Defisit di Tengah Pandemi

27 Desember 2021   10:35 Diperbarui: 28 Desember 2021   17:04 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak berhenti sampai Juni, Indonesia terus mempertahankan pencapaian neraca perdagangan yang terus mengalami surplus sampai akhir tahun 2021 ini. Lagi-lagi sungguh tak terduga jika tidak adanya pandemi ini, kita mungkin akan berpikir bahwa ini adalah hal yang wajar, tetapi mengingat kondisi negara saat ini, tentu ini adalah suatu pencapaian yang sangat baik bagi perekonomian Indonesia.

Bank Indonesia juga memberikan pandangan mengenai surplus neraca perdagangan tersebut karena mereka turut andil dalam surplusnya neraca perdagangan yaitu, berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Jika kita cari tahu, penyebab dan faktor apa sebenarnya yang menyebabkan neraca perdagangan Indonesia Surplus? Jawabannya adalah surplus neraca perdagangan November 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap tinggi ditengah defisit neraca perdagangan migas yang meningkat. Pada November 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 5,21 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Oktober 2021 sebesar 6,61 miliar dolar AS. Ekspor nonmigas pada November 2021 tercatat sebesar 21,51 miliar dolar AS, sedikit meningkat dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 21,00 miliar dolar AS.

Tidak sampai disitu ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara serta produk manufaktur, seperti karet dan barang dari karet serta logam mulia dan perhiasan/permata, tercatat meningkat. Ya, tentu saja karena Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam.

Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan pemulihan permintaan global. Sementara itu, impor nonmigas meningkat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut. Adapun, defisit neraca perdagangan migas meningkat dari 0,87 miliar dolar AS pada Oktober 2021 menjadi 1,69 miliar dolar AS pada November 2021, dipengaruhi oleh kenaikan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor migas.

Sangat disayangkan, defisit dari neraca perdagangan migas meningkat, kita memang pada awalnya mengekspor migas tersebut, tetapi, karena ketidakmampuan Indonesia dalam mengelola migas, kita harus impor lagi, dan ya harga nya tentu akan lebih mahal, kita yang jual kita yang beli lagi.

Berdasarkan data bukti di atas yang diperoleh dari Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia dan Departemen Komunikasi Bank Indonesia, dapat dilihat bahwa perekonomian negara Indonesia sangat ditopang besar oleh ekspor migas dan nonmigas.

Di tengah pandemi besar yang tak kunjung berkesudahan ini, Neraca Perdagangan Indonesia masih dapat Surplus (mengalami kenaikan ) yang tentu nya semua anggaran yang di terima akan di pergunakan untuk kebutuhan utama negara yaitu vaksinasi. Kita tahu bahwa Indonesia mengimpor banyak jenis vaksinasi dari berbagai negara seperti Cina dan Inggris.

Meski tidak semua, satu diantaranya yang mengalami defisit adalah migas, tetapi bila kita akumulasikan dari segala aspek ekspor keluar negeri, maka satu hal ini, tidak berarti besar, itu sebabnya neraca perdagangan Indonesia dapat dikatakan Surplus.

Tetapi tidak semata mata, hanya karena Neraca Perdagangan Indonesia mengalami Surplus, APBN baik-baik saja, meskipun pada akhir November lalu, Menkeu mengatakan bahwa APBN Indonesia mengalami penurunan defisit, tidak berarti APBN stabil.

Kita tetap memiliki utang pada negara lain, hanya saja pemulihan perekonomian Indonesia ditengah Pandemi ini dapat dikatakan berjalan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun